Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Intel AS Anjurkan Restart Ponsel Seminggu Sekali, Kenapa?

Kompas.com - Diperbarui 11/06/2024, 10:18 WIB
Ristiafif Naufal,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber TomsGuide

KOMPAS.com - Ponsel sering kali menjadi target dari serangan siber, termasuk serangan siber bernama zero-click yang dapat digunakan oleh para peretas (hackers) untuk menyadap dan mencuri data dari ponsel pengguna tanpa disadari.

Tidak seperti perangkat lunak berbahaya (malware) pada umumnya yang memerlukan beberapa bentuk interaksi pengguna, seperti mengeklik tautan atau mengunduh aplikasi, serangan zero-click dapat menjangkiti ponsel tanpa interaksi apa pun dari pengguna.

Untuk mencegahnya, Badan intel AS National Security Agency (NSA) menyarankan kepada pengguna ponsel Android dan iPhone untuk mematikan dan menyalakan kembali (restart) perangkat mereka setidaknya satu minggu sekali.

Dalam laporan yang berjudul Mobile Device Best Practices, NSA mengungkapkan bahwa dengan cara tersebut, ancaman seperti spear-phishing, yang bisa menyebabkan pemasangan malware yang lebih banyak lagi, dapat dicegah oleh pengguna.

Baca juga: Hati-hati, Aplikasi Palsu Ini Bisa Sebar Malware dan Curi Data Pengguna WhatsApp

Menurut NSA, tindakan mematikan dan menghidupkan kembali ponsel tidak selalu dapat mencegah terjadinya sebuah serangan pada ponsel. Namun mereka mengatakan bahwa hal itu setidaknya dapat mempersulit peretas untuk mencuri informasi dari ponsel pengguna.

"Ancaman terhadap perangkat seluler kian marak dan semakin meningkat dalam hal skala dan kompleksitasnya," kata NSA, seraya mewanti-wanti bahwa beberapa fitur smartphone dapat memberikan kenyamanan dan kemampuan yang baik, tetapi mengorbankan keamanan.

Matikan WiFi dan Bluetooth ketika tidak dipakai

NSA juga memberikan cara lain yang dapat digunakan untuk melindungi perangkat pengguna, termasuk mematikan Bluetooth dan Wi-Fi saat tidak dipakai, memperbarui sistem operasi dan aplikasi dan menonaktifkan layanan lokasi saat tidak lagi diperlukan.

Tidak mengeklik tautan dalam email dan pesan teks yang tidak dikenal, membuat kata sandi kuat yang berisi setidaknya enam digit untuk mengunci perangkat, serta hanya memakai aksesori pengisi daya tepercaya pun merupakan beberapa saran yang diberikan oleh NSA.

Baca juga: Hacker Makin Mudah Bikin Malware Menggunakan AI

“Panduan praktik terbaik ini menguraikan langkah-langkah yang yang dapat dilakukan pengguna untuk melindungi perangkat dan informasi pribadi dengan lebih baik.” Ujar NSA dalam laporannya tersebut.

Jika Anda pengguna ponsel Android, memastikan fitur Google Play Protect sudah aktif juga bisa menjadi cara untuk melindungi perangkat. Sebab fitur tersebut bakal memindai semua aplikasi yang ada dan yang baru diunduh untuk mendeteksi adanya malware pada perangkat.

Untuk iPhone, hal tersebut sedikit rumit karena Apple tidak mengizinkan aplikasi iOS untuk memindai malware secara langsung di perangkat, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TomsGuide, Senin (10/6/2024).

Sebagai gantinya, pengguna iPhone perlu menggunakan salah satu perangkat lunak antivirus Mac. seperti, Intego Mac Internet Security X9 yang dapat memindai iPhone atau iPad. Untuk menggunakannya, iPhone terlebih dahulu harus terhubung ke Mac dengan kabel USB.

Baca juga: 3 Cara Cek Link Berbahaya atau Tidak untuk Menghindari Malware dan Phishing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com