Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Jejaring Sosial, Industri Musik dapat “Angin Segar”

Kompas.com - 11/10/2014, 09:06 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Laman muka Kincir.com

KOMPAS.com - Tampilannya ala media sosial, dengan bagian-bagian yang familiar seperti linimasa, pusat notifikasi, daftar teman, dan lain sebagainya. Tapi ada banyak artis, terutama musisi lokal, ikut menjadi penghuni di sini.  

Para “Idola” dan “fans” yang mengikuti mereka lewat kanal artis-artis itu saling berbagi konten. Ada foto, video, lagu, hingga curhatan dalam bentuk tertulis, baik dari penggemar ke musisi maupun sebaliknya.

Itulah Kincir.com, situs yang menyebut diri sebagai online fanclub pertama di Indonesia ini mencoba menjadi wadah baru dan menjembatani dua pihak dalam industri musik yang berhubungan erat namun terpisah jarak, yakni para musisi dan penggemar tadi.

Black October

Sejarah Kincir bisa dirunut hingga beberapa tahun ke belakang. Pada Oktober 2011, gara-gara kecurangan content provider nakal, para artis lokal, termasuk Giring Ganesha, vokalis band Nidji yang menjadi salah satu tokoh di belakang Kincir.com, ikut terkena dampak penghentian langganan Ring Back Tone (RBT).

Para musisi dan penyedia konten menyebut peristiwa tersebut dengan istilah yang kelam, “Black October”.

“Waktu itu, gara-gara Black October, keadaan industri musik sedang genting,” kata Giring mengenang, dalam percakapan dengan KompasTekno, minggu lalu. Sebagian musisi lokal memang mengandalkan pendapatan dari langganan RBT, karena maraknya pembajakan telah menyumbat jalur pemasukan lain.

Beruntung, Nidji masih bisa memperoleh penghasilan lewat aneka endorsement dan event. Artis-artis lain belum tentu bernasib sama baiknya. Kejadian ini tak urung membuat Giring memutar otak, mencari jalan alternatif untuk menghasilkan uang. Bukan untuk dirinya sendiri saja, melainkan juga para rekan sesama musisi.

Masih pada tahun 2011, Giring mengikuti seminar pemasaran. Di sana ia bertemu dengan Danny Oei Wirianto, pendiri forum online Kaskus. Usai acara, mereka bertemu dan mengobrol hingga lalu menjadi teman baik. Suatu saat kemudian, dalam sebuah diskusi, tercetuslah ide mendirikan situs online fanclub.

oik yusuf/ kompas.com
Dua pendiri Kincir.com, Giring Ganesha (kanan) dan Danny Oei Wirianto

“Nama kincir diusulkan oleh Danny. Harapannya kami bisa memberi angin segar bagi industri musik Indonesia,” kata Giring yang mengaku sudah menjadi anggota Kaskus sejak tahun 1998.

Selang beberapa lama kemudian, pada Maret 2013, Kincir.com resmi meluncur. Situs ini berada di bawah naungan PT Gajah Merah Terbang yang berkantor di bilangan Slipi, Jakarta Barat. Para pengelolanya memperoleh sokongan dana dari Merah Putih Incubator.

Giring lalu mengajak musisi-musisi lain agar turut meramaikan Kincir.com. Hingga kini ia mengaku telah berhasil menggandeng lebih dari 150 artis, sementara jumlah fans atau pengguna situs tersebut telah mencapai kisaran 160.000 member.

Lagu Asli

Fans adalah alasan utama di balik eksistensi Kincir.com yang mengabdikan diri sebagai jembatan online untuk menghubungkan para idola dengan penggemarnya.

Ibarat darah yang mengalir di nadi, Giring mengatakan bahwa fans memberi denyut kehidupan pada musisi. “Artis yang bisa survive itu adalah artis yang bisa memanfaatkan kehadiran fans dengan baik,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com