Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Asing Soroti Kesulitan Siswa dan Guru di Indonesia Belajar Online

Kompas.com - 15/09/2020, 10:41 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Menurut Luhur Bima, peneliti senior dari Smeru Research Institute, kesenjangan mendapatkan hak pendidikan bukan baru terjadi saat pandemi menyerang.

"Bahkan tanpa pandemi pun, ada gap yang besar antara wilayah terpencil dan urban. Siswa belajar sangat sedikit saat waktu normal dan ketika pandemi, kegiatan belajar mengajar berhenti," kata Luhur.

Selain mengandalkan pelajaran secara daring, pemerintah pun memberikan alternatif dengan menayangkan acara pendidikan di saluran televisi TVRI setiap harinya.

Sinyal 4G belum merata

Dirangkum KompasTekno, New York Times menyoroti kesenjangan belajar daring di kala pandemi antara negara maju dan berkembang. Bagi negara maju, guru-guru berusaha untuk memberikan pengalaman belajar jarak jauh sebaik mungkin.

Baca juga: Cakupan 4G di Indonesia Kurang dari Setengah Keseluruhan Wilayah

Namun, di negara berkembang seperti Indonesia, tantangannya lebih sulit dikarenakan berbagai faktor, seperti minimnya infrastruktur. Lebih dari sepertiga siswa di Indonesia memiliki internet yang terbatas, bahkan belum terjamah sinyal seluler.

Kekurangan infrastruktur ini membuat pemerintah dan para ahli khawatir bahwa banyak siswa akan tertinggal jauh, terutama di daerah terpencil.

Staf Khusus Menteri Kominfo Dedy Permadi mengatakan, secara geografis, lebih dari 50 persen dari keseluruhan wilayah daratan Indonesia belum terjangkau 4G.

"Apabila dilihat dari pendekatan geografis, sinyal 4G itu baru menjangkau 49,33 persen dari luas wilayah daratan di Indonesia," ujar Dedy dalam sebuah acara bertajuk "Peran Sektor Telekomunikasi dalam Pemulihan Ekonomi Nasional" yang digelar di Sekolah Politik Indonesia, Jumat (11/9/2020).

Edy mengatakan, secara administratif, dari total ada 83.218 desa dan kelurahan yang ada di Indonesia, ada sekitar 12.548 desa dan kelurahan yang belum terjangkau sinyal 4G. Dari 12.548 sendiri, 9.113 desa dan kelurahan berada di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), sedangkan 3.435 lainnya berada di wilayah non-3T.

Pemerintah menargetkan wilayah-wilayah yang belum terjangkau tadi akan ter-cover sinyal 4G pada tahun 2022.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com