Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/11/2020, 17:57 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Telegraph

KOMPAS.com - Konsol teranyar Sony, PlayStation 5 (PS5) sudah meluncur dan bisa didapatkan di sejumlah negara. Namun, tak sedikit peminat yang terpaksa kecewa karena tidak bisa mendapatkan suksesor PS4 tersebut. Sebab, konsol ini ternyata langka di pasaran.

President & CEO Sony Computer Entertainment, Jim Ryan bahkan sempat menyebut bahwa semua PS5 sudah "ludes" terjual, memukul harapan para calon peminangnya.

Kini, penyebab kelangkaan PS5 ini perlahan mulai terlihat. Pasalnya, salah satu grup reseller atau pengecer asal Inggris bernama "CrepChiefNotify" mengaku bahwa mereka telah berhasil mendapatkan ribuan unit PS5 selang penjualan perdananya pada 19 November lalu.

Baca juga: Sony Janji Tambah Stok PS5 Sebelum Akhir Tahun

Dalam sebuah unggahan Twitter, akun @CrepChiefNotify sesumbar bahwa mereka berhasil mendapatkan kurang lebih 2.500 unit PS5 dalam waktu kurang dari 24 jam setelah penjualan perdananya di kawasan Eropa.

Angka 2.500 unit PS5 tersebut belum ditambah lagi dengan sekitar 1.000 unit PS5 yang telah CrepChiefNotify dapatkan melalui kanal pemesanan (pre-order) September lalu. Sehingga, total PS5 yang sudah berhasil mereka dapatkan berjumlah sekitar 3.500 unit.

Baca juga: Daftar Toko yang Buka Pre-order PS5 di Indonesia

Konon, grup reseller yang memiliki anggota inti 12 orang ini menggunakan software bot untuk memantau stok PS5 di sejumlah situs dan memborongnya apabila sudah di-restock oleh sistem.

Dampaknya, peminat PS5 yang "antre" membeli di situs online bakal kalah cepat dengan bot yang biasanya bekerja gesit. Sehingga para calon pembeli ini tidak kebagian konsol yang mereka idam-idamkan.

Nah, apakah metode yang tampak merugikan peminat PS5 ini normal dan tidak melawan hukum?

Legal di Inggris

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Telegraph, Jumat (27/11/2020), di Inggris, penggunaan bot melanggar hukum apabila digunakan untuk mendapatkan tiket, seperti tiket konser, tiket festival, dan lain sebagainya.

Baca juga: Cerita Pemilik Pertama PS5 di Dunia, Dapat Gratis Sebelum Resmi Dijual

Artinya, kegiatan memanfaatkan bot dalam segmen ritel, seperti apa yang dilakukan CrepChiefNotify tadi, termasuk legal lantaran tidak ada hukum yang melarangnya. Hal ini yang kemudian disinyalir membuat kelompok reseller semacam itu bermunculan.

Lantas, bagaimana nasib 3.500 unit konsol PS5 yang sudah didapat tadi? Seperti tujuan yang dipaparkan di situs resmi CrepChiefNotify, mereka bakal menjualnya kembai demi meraup keuntungan.

Pihak Sony sendiri tampaknya belum memberikan tanggapan resmi soal pemborong PS5 yang, boleh jadi, lebih banyak bot, sampai-sampai stoknya habis di pasaran.

Dalam sebuah ungahan Twitter, mereka hanya mengatakan bahwa PS5 langka lantaran permintaannya jauh lebih tinggi dibanding pasokan yang disiapkan.

Sony pun berjanji bakal menambah stok PS5 menjelang musim liburan akhir tahun, yang biasanya menyumbang angka penjualan tinggi untuk produk elektronik.

Namun, tidak disebutkan berapa stok yang akan ditambah, berikut jumlah PS5 yang sudah terjual di pasaran.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Telegraph


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com