Sebelum Flash Player diblokir, plug-ini ni diketahui cukup populer di era 2000-an. Bahkan, ketika Adobe mengakuisisi Flash dari FutureWave Macromedia pada 2005, Flash dikabarkan telah terpasang di 98 persen PC yang terkoneksi ke internet.
Plug-in ini sendiri diketahui kerap digunakan untuk menjalankan berbagai animasi, game, serta konten interaktif via peramban (browser) dan aplikasi lainnya.
Popularitas Flash yang "lahir" pada 1996 ini mulai menurun saat Apple memutuskan untuk tidak mendukung platform tersebut pada iPhone. Flash sendiri memang tak populer di platform mobile lantaran plug-in ini konon bisa bikin baterai cepat habis.
Baca juga: Hengkang dari Google, Perancang Teknologi Kamera Pixel Direkrut Adobe
Selain itu, Flash Player juga kerap mengandung celah keamanan berbahaya yang bisa dimanfaatkan oleh hacker untuk menyerang komputer.
Kini, Flash tampaknya sudah mulai tergantikan oleh standar terbuka HTML5, WebGL, dan WebAssembly yang makin berkembang.
Adobe sendiri mengumumkan rencana mempensiunkan Flash sejak 2017 lalu supaya para developer, desainer, serta pelaku bisnis web lain punya cukup waktu unntuk bermigrasi dari Flash ke standar lain yang lebih aman dan mumpuni.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.