KOMPAS.com - Belakangan, warganet dihebohkan dengan sebuah twit berisi tangkapan gambar percakapan antar-teknisi ponsel. Obrolan tersebut menguak bahwa ada oknum tertentu yang mencuri data, terutama foto dan video, dari ponsel yang tengah diperbaiki.
Oknum teknisi ponsel, dalam percakapan tersebut, mengaku bisa mengambil berbagai data ponsel korban sebelum perangkat tersebut disetel (reset) ulang.
Ada pula sejumlah teknisi yang mencoba untuk menarik (restore) memori ponsel yang tengah diperbaiki.
Alasannya tentu untuk mengambil foto atau video yang telah dihapus oleh si pemilik ponsel, sebagaimana berbagai "pengakuan" yang tertuang di Twitter dengan handle @ndagels berikut.
Ini serem sih, hati2 yg service hp dikonter kayak gini, cuma mau ngingetin jangan suka simpan video atau photo telanjang di hp, walaupun kadang udah dihapus pun masih bisa di cari2 sama mereka yg tau caranya, pic.twitter.com/wWqsZJg02L
— Mas Adem (@ndagels) January 29, 2021
— Mas Adem (@ndagels) January 29, 2021
— Mas Adem (@ndagels) January 29, 2021
Kegiatan seperti inilah yang konon memicu beredarnya foto atau video tak senonoh di internet dan berbagai platform lainnya.
Aktivitas penyebaran semacam ini boleh jadi makin marak, terlebih jika pengguna mendapatkan keuntungan dari konten yang disebarkan.
Baca juga: Ini Bedanya Ponsel Rekondisi, Refurbished, dan Black Market
Lantas, mengapa bisa seperti itu? Apakah data yang dihapus memang bisa dipulihkan kembali? Jawabannya bisa, menurut Christian Funk yang merupakan seorang peneliti dari firma keamanan siber Kaspersky.
Funk mengungkap bahwa data yang sudah dihapus ternyata bisa dipulihkan oleh seseorang yang tahu caranya. Sebab, sebagian besar data ponsel tetap akan "menempel" di memori, meski pengguna sudah menghapusnya.
Hal itu, menurut Funk, tak sejalan dengan esensi menghapus data konvensional yang sudah tertanam di benak pengguna.
“Kesalahpahaman yang cukup umum adalah pemikiran bahwa menghapus data atau melakukan format ulang media penyimpanan sudah cukup untuk membersihkan data," ujar Funk dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Jumat (5/2/2021).
"Apabila ada orang yang tech-savvy, mereka (mungkin) dapat memulihkan data ini. Itulah mengapa sangat penting untuk melakukan pembersihan total," imbuh Funk.
Baca juga: Tidak Mau Pakai WhatsApp Lagi, Begini Cara agar Tidak Kehilangan Data dan Chat
Kesimpulan ini sendiri dibuat berdasarkan riset yang digadang oleh Funk bersama rekannya, Marco Preuss selama kurang lebih 2 bulan terhadap sekitar 185 perangkat bekas. Ratusan perangkat ini meliputi laptop, hard disk, serta kartu memori ponsel.
Berdasarkan riset tersebut, terkuak bahwa sekitar 90 persen dari keseluruhan data yang pernah tersimpan di ratusan perangkat yang diuji, ternyata masih bisa diakses.
Dari 90 persen data itu, sekitar 16 persen ternyata masih bisa diakses secara bebas (belum dihapus), sedangkan 74 persen data lainnya masih bisa dipulihkan meski sudah dihapus.
Ada pun data yang ditemukan mencakup entri kalender yang berisi catatan rapat, dokumen pajak, informasi perbankan, kredensial login, informasi medis, hingga foto dan video pribadi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.