KOMPAS.com - Sebagian besar ponsel flagship masa kini yang dibekali dengan fitur fotografi mumpuni biasanya memiliki tonjolan kamera (camera bump) yang cukup tebal.
Sebut saja seperti Samsung Galaxy S21 Ultra, iPhone 12 Pro, Mi 10T Pro, Huawei P40 Pro Plus, Vivo X50 Pro, dan lain sebagainya.
Kehadiran camera bump seperti ini sejatinya membuat permukaan punggung tidak sejajar dengan cangkang ponsel. Walhasil, ponsel tidak akan bisa diletakkan secara sempurna di permukaan yang rata.
Selain itu, tonjolan kamera juga biasanya dianggap mengurangi estetika dari perangkat yang mengadopsinya.
Baca juga: Daftar Ponsel dengan Layar dan Kamera Terbaik 2020
Bahkan, tak jarang pengguna bakal membungkus ponsel mereka dengan aksesori case, supaya tebal tonjolan kamera tak begitu terlihat secara gamblang. Lantas, mengapa harus ada tonjolan kamera?
Panjang focal length
Tonjolan kamera di berbagai smartphone tak lepas dari salah satu elemen inti yang ada dalam komponen kamera, yaitu lebar lensa atau focal length.
Sederhananya, focal length menentukan seberapa luas lensa kamera bisa "melihat" obyek yang sedang dibidiknya. Semakin besar focal length, maka semakin sempit obyek yang dipandang kamera, begitu juga sebaliknya.
Kita ambil contoh deretan lensa kamera belakang di Galaxy S21 Ultra yang memiliki focal length berbeda-beda.
Kamera utama ponsel tersebut, misalnya, beresolusi 108 MP dan memiliki focal length 24mm. Lensa kamera normal sendiri biasanya berkisar di angka 35-50mm, sehingga lensa ini bisa disebut lensa lebar (wide).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.