Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Kenapa Nokia Bangkrut

Kompas.com - 30/03/2021, 08:06 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - "Kami tidak melakukan kesalahan apa pun, tapi entah mengapa kami kalah", ucap mantan CEO Nokia, Stephen Elop sambil menyeka setitik air matanya, saat mengumumkan akuisisi Nokia oleh Microsoft pada 2013 lalu.

Lantas, kenapa Nokia bangkrut lalu dibeli Microsoft? Tidak ada yang membantah, Nokia pernah menjadi raksasa ponsel dunia yang seakan tak akan pernah bisa dikalahkan pada dekade 1990-an hingga 2000-an awal.

Ponsel Nokia dipakai oleh begitu banyak orang sehingga masih melegenda hingga kini. Tidak ada yang menduga dan mengira, kenapa Nokia bangkrut.

Baca juga: Nama Ponsel Nokia Akan Diubah

Namun keperkasaan Nokia mulai mengendur saat Apple memperkenalkan iPhone di tahun 2007. Namanya kini memang muncul lagi lewat HMD Global yang memegang lisensi atas merek tersebut, tapi Nokia yang dulu adalah perusahaan berbeda. 

Apa sebenarnya yang membuat runtuhnya donimasi Nokia di industri ponsel? Kenapa Nokia bangkrut? Pertanyaan ini menarik banyak perhatian peneliti dan akademisi untuk dijadikan studi kasus.

Kenapa Nokia bangkrut

Tentu, ada banyak faktor yang cukup kompleks. Namun, beberapa peneliti menyorot tiga hal utama dari faktor internal perusahaan, yakni kualitas teknologi yang kalah dari Apple, arogansi jajaran manajer, dan lemahnya visi perusahaan.

Tiga poin tersebut kemudian dirinci lebih mendalam oleh Tim O. Vuori, asisten profesor manajemen strategi Universitas Aaltoo dan profesor strategi, Qui Huy, dari sekolah tinggi bisnis INSEAD Singapura.

Mereka menulis sebuah karya ilmiah berjudul Distributed Attention and Shared Emotions in the Innovation Process: How Nokia Lost the Smartphone Battle.

Dalam studi ini, periset melakukan wawancara terhadap 76 manajer level atas dan menengah serta engineer Nokia. Mereka juga mewawancarai pakar eksternal dan melakukan investigasi mendalam.

Budaya kerja mencekam

Dalam studinya, Huy dan Vuori menemukan bahwa budaya kerja yang "mencekam" menjadi salah satu penyebab kenapa Nokia bangkrut. Saat itu, para pemimpin disebut cukup tempramental dan membuat manajer level menengah ketakutan.

Mereka takut melaporkan keadaan sebenarnya, karena ancaman pemecatan. Terutama tentang laporan penjualan yang gagal memenuhi target. Di sisi lain, para eksekutif Nokia takut mengakui mutu sebenarnya sistem operasi Symbian yang dijalankan perangkat Nokia saat itu.

Mereka khawatir jika mengakui hal tersebut, para investor, pemasok, dan terutama penggunanya, meninggalkan Nokia. Tapi mereka sadar, butuh waktu cukup lama untuk membangun sistem operasi yang bisa menyamai atau melampaui kualitas iOS buatan Apple.

Di waktu yang sama, para manajer kelas atas mengintimidasi manajer level menengah, menuding mereka kurang ambisius untuk mencapai target.

Baca juga: Film James Bond Disebut Ditunda gara-gara Nokia

Ancaman tersebut mendorong manajer level menengah akhirnya berbohong kepada jajaran yang lebih tinggi karena menurut mereka, tidak ada gunanya mengatakan hal yang sebenarnya.

Manajer atas Nokia disebut kurang kompeten dalam urusan teknis, sehingga  memengaruhi cara mereka menilai kualitas teknologi buatan mereka dalam menetapkan target dan keputusan. Sementara, di Apple, posisi pimpinan diisi oleh para engineer.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com