Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telegram Ajak Pengguna WhatsApp Hapus Aplikasi

Kompas.com - 16/05/2021, 10:02 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebijakan privasi baru WhatsApp soal pembagian data percakapan akun WhatsApp Business dengan Facebook yang berlaku mulai 15 Mei 2021 kemarin, membuat kompetitornya, Telegram "menggila".

Dalam sebuah twit, akun resmi Telegram di Twitter mengimbau pengguna untuk menghapus aplikasi WhatsApp.

Twit tersebut diawali dengan unggahan gambar ilustrasi "tong sampah" di komputer Windows, alias "Recycle Bin" yang berevolusi dari tahun ke tahun.

Di tahun 2021, gambar ikon "recycle" tersebut ternyata diubah oleh Telegram menjadi ikon "WhatsApp". Sementara itu, logo induk aplikasi tersebut, yaitu Facebook justru menjadi "sampah" yang harus dibuang di Recycle Bin tahun ini.

Baca juga: Penjelasan WhatsApp soal Kebijakan Privasi Baru yang Berlaku Hari Ini

Telegram tidak mengimbau pengguna untuk beralih ke aplikasi perpesanan buatan Pavel Durov tersebut, lantaran hal itu sepenuhnya merupakan keputusan pengguna. Meski demikian, ajakan untuk menghapus WhatsApp tetap digaungkan.

"Sama seperti yang sudah-sudah, pilih layanan perpesanan yang menghormati (privasi) Anda. Dan hapus WhatsApp," tutur Telegram membalas seorang pengguna yang meminta saran.

Bikin gerah WhatsApp

Ilustrasi WhatsAppThe Verge Ilustrasi WhatsApp

Twit tadi tampaknya membuat "gerah" WhatsApp. Membalas postingan gambar dari Telegram, WhatsApp mengklam bahwa aplikasi Telegram tidak dilindungi dengan sistem enrkripsi end-to-end (E2E).

"Admin Telegram: '... yang orang-orang tidak tahu adalah kami tidak dilindungi dengan sistem keamanan end-to-end encryption secara default,"

Maksud WhatsApp di sini mungkin sistem E2E tidak diterapkan di aplikasi perpesanan Telegram secara merata.

Baca juga: Kebijakan Baru WhatsApp Berlaku Hari Ini, Bagaimana Nasib Akun yang Tak Setuju?

Sebab, apabila mengacu pada laman FAQ Telegram, sistem keamanan macam ini hanya berlaku di fitur percakapan rahasia alias Secret Chat.

Akun Telegram lantas merespons balasan WhatsApp ini dengan mengunggah gambar tangkapan layar (screenshot) pendukung yang menguak bahwa seluruh aktivitas pencadangan (backup) di WhatsApp tidak dilindungi dengan sistem E2E.

"Pengguna kami tahu bagaimana sistem (keamanan) kami bekerja dan memiliki aplikasi open source untuk membuktikan hal tersebut," ujar Telegram.

"Biarlah gambar tangkapan layar yang berbicara. Gambar screenshot ini membuktikan bahwa Anda (WhatsApp) berbohong," imbuh Telegram.

Adapun gambar tangkapan layar yang diunggah Telegram mengklaim bahwa platform backup pihak ketiga, seperti Apple (iCloud), Google (Drive), dan bahkan WhatsApp itu sendiri bisa mengakses data percakapan apabila statusnya sedang di-backup.

Baca juga: 7 Pertanyaan Penting Seputar Kebijakan Baru WhatsApp yang Berlaku Hari Ini

Tidak dijelaskan apakah pencadangan WhatsApp memang benar tidak terenkripsi secara E2E atau tidak. Sebab WhatsApp tampak bergeming melihat balasan dari Telegram ini.

Namun, akun Twitter yang dikenal membagikan berbagai fitur terbaru WhatsApp, WABetaInfo mengatakan bahwa aplikasi perpesanan tersebut tengah menguji coba fitur enkripsi secara E2E untuk sistem backup.

Belum diketahui kapan fitur ini akan bisa dinikmati pengguna WhatsApp.

Yang jelas, menarik melihat WhatsApp dan Telegram berargumen di ruang publik, demi meyakinkan penggunanya, bahwa kedua aplikasi tersebut terbukti memiliki sistem privasi dan keamanan yang kuat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com