Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Teknologi Face Recognition dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Kompas.com - 14/04/2022, 17:05 WIB
Bill Clinten,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus salah tangkap kembali terjadi. Kali ini, seseorang bernama Abdul Manaf yang sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka kasus pengeroyokan terhadap dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando, dipastikan tidak terlibat.

Hal tersebut diklarifikasi langsung oleh Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Endra Zulpan. Zulpan mengatakan, Abdul Manaf bukan sosok pelaku yang teridentifikasi dan dicari polisi.

"Gini, jadi Abdul Manaf bisa saya sampaikan bahwa dia tidak termasuk orang yang melakukan pemukulan," ujar Zulpan, dalam keterangannya, Rabu (13/4/2022) malam.

Baca juga: Amazon Larang Kepolisian AS Pakai Teknologi Face Recognition

Zulpan menjelaskan, mulanya Abdul Manaf teridentifikasi melalui teknologi pengenal wajah alias face recognition milik Polda Metro Jaya. Menurutnya, Abdul masuk ke dalam data terduga pelaku lantaran sistem face recognition yang mereka miliki kurang akurat.

"Jadi karena orang yang kami duga pelaku itu menggunakan topi, teknologi face recognition Polda Metro Jaya tingkat akurasinya tidak 100 persen," ungkap Zulpan Kompas.com.

"Sehingga Abdul Manaf bisa dikatakan bukan sebagai pelaku dan sudah kami lakukan pemeriksaan," imbuh dia.

Kejadian "salah tangkap" yang disebabkan oleh teknologi face recognition ini juga sempat terjadi di beberapa wilayah di dunia.

Pada 2020 lalu, misalnya, pihak kepolisian New Jersey, AS, mengumumkan bahwa pria yang ditangkapnya terkait kasus pencurian di sebuah hotel di Woodbridge pada 2019 lalu terbukti tidak bersalah.

Baca juga: Ketika Teknologi Face Recognition Bikin Polisi Salah Tangkap

Pria itu ditangkap setelah diidentifikasi menggunakan face recognition, dan polisi menyimpulkan bahwa teknologi tersebut keliru setelah berbagai proses penyelidikan.

Masih di AS, kejadian yang sama juga terjadi pada tahun yang sama di Detroit, di mana kepolisian setempat mengumumkan bahwa mereka salah tangkap setelah mengandalkan teknologi face recognition untuk kasus pencurian toko pada 2018 lalu.

Lantas, apa sebenarnya teknologi face recognition? Bagaimana cara kerjanya dan mengapa bisa membuat pihak kepolisian salah tangkap orang?

Apa itu face recognition?

Facial atau face recognition adalah teknologi yang bisa dipakai untuk mengidentifikasi wajah seseorang untuk berbagai kepentingan. Salah satunya adalah proses penyelidikan atau pencarian tersangka dalam suatu kasus.

Berdasarkan informasi yang dilansir perusahaan keamanan siber Kaspersky, teknologi face recognition akan bekerja secara bertahap supaya bisa mengidentifikasi seseorang dengan akurat.

Pertama-tama, kamera yang dibekali dengan teknologi tersebut akan mengidentifikasi wajah target yang diincar.

Baca juga: Teknologi Pengenal Wajah Kenali Buronan di Kerumunan 60.000 Penonton

Setelah itu, wajah tersebut akan dianalisis secara detail menggunakan teknologi pencitraan 2D atau 3D. Ada beberapa data yang diambil di sini mencakup data bentuk wajah, mata, hidung, dan lain sebagainya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, 'Ruangan' Smart Home dan Serba AI

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, "Ruangan" Smart Home dan Serba AI

Gadget
Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Gadget
Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Gadget
Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com