Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penonton Live Streaming Habiskan Jutaan Rupiah demi Sawer Kreator, Apa Motivasinya?

Kompas.com - Diperbarui 27/07/2022, 19:03 WIB
Caroline Saskia,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini, banyak kreator konten yang mencoba peruntungan lewat fitur live streaming. Banyak dari mereka memanfaatkan berbagai platform live streaming, seperti Twitch, TikTok, YouTube, SnackVideo, Bigo Live, dll.

Tidak sedikit dari kreator konten itu meraup pundi-pundi dari live streaming. Mereka menunjukkan aneka macam konten untuk menarik sebanyak mungkin penonton. Jenis kontennya bisa apa saja, sesederhana mengobrol dengan audiens, menyanyi, berjoget, atau melakukan tantangan yang diberikan penonton.

Nah, selama live streaming berlangsung, penonton bisa memberikan "saweran" atau gift kepada kreator. Biasanya, gift yang disawerkan berbentuk stiker.

Masing-masing stiker memiliki nilai tertentu yang nantinya bisa ditukarkan dengan uang tunai dan menjadi pendapatan bagi kreator. Bagi penonton yang royal, mereka tak tanggung-tanggung mengeluarkan uang sebanyak mungkin untuk menyawer kreator favoritnya.

Baca juga: Ketika Live Streaming Jadi Lahan Kreator Cari Duit secara Instan...

Salah satunya pernah dilakukan oleh seorang warganet yang memiliki handle akun Boom Live dengan inisial PKR. Seperti Twitch atau SnackVideo, Boom Live adalah platform asal China yang didedikasikan khusus untuk layanan live streaming.

Demi menyawer kreator favoritnya, PKR mengatakan bahwa dia pernah menghabiskan uang hingga Rp 10 jutaan.

“Kalau (uang yang sudah) top up kurang tahu ya, tapi (sekitar) Rp 10 jutaan ada sih. Dalam kurun waktu enggak sampai satu tahun,” ujarnya kepada KompasTekno, Jumat (15/7/2022).

Dia juga mengaku pernah menghabiskan uang senilai Rp 3 juta dalam seminggu untuk sekadar menyawer streamer (orang yang melakukan streaming).

Dia mengatakan, apabila ingin menyawer kreator, penonton harus lebih dahulu melakukan top up (pembelian) koin. Koin tersebut yang nantinya digunakan sebagai "uang" untuk menyawer sang streamer.

Beberapa aplikasi yang biasa diakses PKR adalah Boom Live, Kitty, dan Bigo. Di aplikasi-aplikasi itu, ParkKeeRan lebih sering menonton konten live streaming obrolan dengan kreator atau streaming game, seperti Mobile Legends.

Baca juga: Pengguna TikTok di Rusia Tak Bisa Live Streaming dan Bikin Konten

Demi kepuasan

Dia mengaku cukup sering menyawer kreator secara acak. Jika menemukan salah seorang streamer yang menarik, dia bisa saja langsung memberikan sejumlah koin kepada streamer tersebut atau menonton live tersebut sampai selesai.


Ilustrasi streaming film lewat ponsel.(iSTOCK/oatawa) Ilustrasi streaming film lewat ponsel.

Menurut PKR, ada kepuasan tersendiri saat dia bisa memberikan gift kepada streamer.

“Sebenarnya enggak ada keuntungan yang saya dapatkan ya. Cuman kayak ada kesenangan tersendiri kalau kita (penonton) melihat streamer-nya itu senyum kayak senang (dapat saweran). Ini personal buat saya ya, enggak tahu (kalau) orang lain,” ujarnya kepada KompasTekno.

Respons dan tanggapan yang diberikan streamer memotivasi PKR untuk kembali melakukan sawer. Dirinya sendiri juga mengakui kalau sistem sawer ini cukup membuat dirinya ketagihan.

Keinginan untuk terus menyawer cukup sering muncul, setiap kali dia menonton live streaming selama ini.

“Awalnya nagih (untuk nyawer), tetapi sekarang udah pensiun,” jelasnya.

Baca juga: Live Stream di Telegram Kini Tak Dibatasi Hanya untuk 1.000 Penonton

Dukung streamer kecil

Berbeda dengan PKR, sejumlah penonton live streaming lain memiliki alasan yang berbeda untuk menyawer. Ada pula yang menyawer streamer karena ingin mendukung kreator, terutama streamer kecil.

Seperti yang dilakukan Priska. Dia mengaku cukup sering meonton live streaming gaming, seperti Mobile Legends. Priska kadang kala memberikan saweran bagi streamer agar dia bisa membeli skin.

“Biasanya sih kayak aku nyawer biar dia (streamer) mainnya makin jago gitu. Jadi, dia bisa beli skin dari uang yang dihasilkan dari saweran,” jelas Priska.

Jumlah uang yang sudah dihabiskan Priska untuk sawer sekitar Rp 200.000-Rp 500.000.

Hal yang hampir sama juga diungkapkan Steven. Penonton Twitch ini menyawer kreator lantaran streamer-nya adalah teman-temannya sendiri. Sambil menyawer, Steven biasanya merasa senang melihat ekspresi teman-temannya ketika melakukan live streaming gaming.

Untuk medukung teman-temannya lewat saweran saat live streaming, Steven mengaku menghabiskan uang sebesar Rp 250.000-Rp 450.000.

Baca juga: Cara Melakukan Live Streaming YouTube via Android dan iPhone

Ilustrasi game mobilePexels Ilustrasi game mobile
Tertarik dengan pembawaan streamer

Lain halnya dengan penonton live streaming bernama Fandy. Dia mengaku, senang memberi gift pada streamer, terutama gaming, yang dinilainya humoris. Sehingga, Fandy tidak cuma menikmati live streaming game-nya saja, melainkan pembawaan dari si streamer juga.

Menurut Fandy, streamer yang membawa citra dirinya dengan humoris dan mampu melibatkan para penonton di konten streaming, lebih menarik dibanding streamer yang hanya bermain game saja.

“Karena orangnya lucu, jadi dia enggak cuman main game saja, tapi dia bisa melucu juga. Jadi kita enggak bosan, enggak monoton lihatnya,” jelas Fandy.

Dia menambahkan, uang yang dihabiskan untuk menyawer streamer bisa mencapai Rp 500.000 - Rp 1 jutaan. Keinginan tersebut didorong oleh kesukaannya terhadap pembawaan dan ciri khas yang dimiliki streamer tersebut.

Baca juga: Twitter Uji Coba Live Shopping, Bisa Belanja Sambil Nonton Live Streaming

Mengapa rela nyawer hingga jutaan?


.Thinkstockphotos .
Menurut psikolog klinis dari Yayasan Cintai Diri Indonesia (Love Yourself Indonesia) Alif Aulia Masfufah, fenomena sawer ini memiliki beberapa tahapan.

Prosesnya dimulai dari keinginan untuk mencoba, seperti memperlajari terlebih dahulu sistem sawer tersebut dari orang lain.

Aulia turut menjelaskan ketika streamer memberi respons balik kepada penonton, seperti memberikan apresiasi oleh streamer atau mau mendengarkan penonton, keinginan untuk menyawer itu akan kembali muncul.

Setelah itu, penonton akan sampai pada tahap membandingkan atau secara tidak langsung bersaing dengan penonton lain. Bila ada penonton yang menyawer dengan nominal lebih besar, seseorang akan tertantang untuk menyawer kembali di atas jumlah tersebut.

“Begitulah episode adiksinya dimulai. Mulai melibatkan perasaan umumnya di tahap ini. Mulai gusar kalau enggak ada live streaming (dari streamer favoritnya), marah kalau tidak punya uang,” ujar Aulia kepada KompasTekno.

Baca juga: Kreator Instagram Bisa Dapat Uang dari Live Streaming, Ini Syaratnya

“Untuk memenuhi kebutuhan emosinya, dia (penonton) mulai konsumtif karena mendapat apreasiasi dari kreator dan menjadi level di atas viewers lain. (Ada rasa) menyenangkan,” imbuh Aulia.

Oleh karena itu, pola adiksi sepeti ini cukup khas dan mudah untuk diketahui dari aspek psikologis. Apalagi hal tersebut sudah menyangkut tentang kebutuhan dan kesenangan.

Penonton yang menerima apresiasi dari kreator ataupun streamer, seperti didengarkan, disapa, dipuji, dan sebagainya, membuat harga diri dan kepercayaan diri penonton tersebut meningkat.

“Kebutuhan dan kesenangan dalam hal ini, ya apresiasi dari followers-nya si kreator (penonton lain) atau apresiasi dari si kreatornya langsung, seperti didengarkan oleh kreator, disapa, dipuji. Harga diri dan kepercayaan dirinya naik,” tutup Aulia.

Baca juga: China Larang Anak di Bawah 16 Tahun Bikin Konten Live Streaming

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com