Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Ramai Beralih Pakai Truth Social karena Baca Twitter Dibatasi, Apa Itu?

Kompas.com - Diperbarui 04/07/2023, 09:11 WIB
Zulfikar Hardiansyah

Penulis

Sumber pcmag.com

KOMPAS.com - Baru-baru ini, Twitter membuat heboh warganet. Kehebohan datang tepat setelah Twitter mengeluarkan kebijakan yang membatasi pengguna untuk bisa membaca twit dalam satu hari dalam jumlah tertentu.

Kebijakan pembatasan jumlah twit yang bisa dibaca per hari disampaikan pertama kali oleh bos Twitter, Elon Musk, pada Minggu kemarin (2/7/2023). Melalui akun pribadinya dengan handle @elonmusk, Musk mengatakan Twitter sekarang menerapkan pembatasan baca twit.

Baca juga: Ketika Twitter Bertubi-tubi Menerapkan Pembatasan ke Pengguna…

Musk menjelaskan, kebijakan pembatasan jumlah twit yang bisa dibaca per hari itu diterapkan sebagai upaya untuk menanggulangi permasalahan pengerukan data dan manipulasi sistem secara ekstrem.

Dalam kebijakan batas baca twit ini, Musk semula mengatakan, akun terverifikasi yang langganan Twitter Blue dibatasi hanya bisa membaca 6.000 twit perhari, akun tidak terverifikasi 600 twit per hari, dan akun tidak terverifikasi yang baru 300 twit per hari.

Batas jumlah baca twit itu kemudian naik yang paling akhir menjadi, akun Twitter Blue bisa membaca 10.000 twit, akun tidak terverifikasi 1.000 twit, dan akun baru yang tidak terverifikasi 500 twit.

Dengan adanya kebijakan batas baca twit ini, sejumlah warganet pun menumpahkan kekesalannya di Twitter. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang mengajak untuk beraliih menggunakan aplikasi media sosial lain.

Berdasarkan pantauan di linimasa Twitter, banyak warganet yang mengajak beralih untuk memakai aplikasi Truth Social sebagai buntuk dari pembatasan baca twit dalam sehari. Contoh ajakan itu bisa dilihat lewat salah satu twit dari akun base @convomfs di bawah ini.

Pada twit tersebut, pengirim mengajak pengguna untuk beralih menggunakan aplikasi media sosial Truth Social yang mirip seperti Twitter. Selain dari contoh itu, masih bisa dijumpai banyak lagi ajakan untuk beralih menggunakan Truth Social akibat baca Twitter dibatasi.

Mengingat keramaian ini, lantas apa itu Truth Social? Bila tertarik untuk mengetahui lebih lanjut berikut adalah penjelasan mengenai Truth Social yang tengah ramai ditawarkan warganet sebagai pengganti Twitter akibat kebijakan batas baca twit.

Aplikasi Truth Social

Truth Social adalah aplikasi media sosial microblogging (konten dengan pesan singkat) yang secara fitur dan tampilan bisa dibilang hampir mirip dengan Twitter. Di Truth Social, terdapat halaman linimasa yang tampilannya mirip dengan Twitter.

Selain itu, terdapat pula fitur twit, retweet, dan quote tweet, tetapi namanya berbeda. Fitur pembuatan pesan di Truth Social dinamakan dengan “Truth”. Kemudian, retweet dinamakan “ReTruth” dan quote tweet dinamakan “Quote Truth”.

Dalam sebuah postingan di linimasa Truth Social, tampilan pesan dan letak tombol tindakannya juga mirip dengan Twitter. Tombol “Reply”, “ReTruth”, “Like” dan “Share”, semuanya terletak di bawah postingan dengan urutan mirip di postingan Twitter.

Kemiripan tersebut tak lepas dari Truth Social dibangun menggunakan lisensi program terbuka dari Mastodon atau dikenal dengan GNU Affero General Public License v3.0 (AGPL-3.0). Mastodon sendiri pada dasarnya dibuat untuk menjadi alternatif Twitter.

Baca juga: Twitter Mulai Paksa Pengguna Login atau Bikin Akun Baru untuk Melihat Twit

Truth Social tidak dengan sengaja dirancang agar mirip Twitter. Akan tetapi, dengan menggunakan program dari alternatif Twitter tersebut, tak heran bila Truth Social memiliki tampilan yang mirip dengan platform berlogo burung biru itu.

Truth Social memiliki hubungan erat dengan Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat (AS). Pengembangan Truth Social muncul tak lepas dari peristiwa Trump dilarang mengakses secara permanen dari Twitter pada 2021.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com