Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Orang-orang yang Kerja di Apple, Serba Rahasia dan Beban Tinggi

Kompas.com - Diperbarui 13/12/2023, 08:43 WIB
Caroline Saskia,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

“Akan menjadi tempat yang sulit bagi Anda yang memiliki bobot berlebih. Akan tetapi, itu juga dapat menjadi dorongan baru bagi Anda untuk lebih memperhatikan tubuh,” jelas karyawan anonim tersebut.

Sebagai contohnya, dia menyebutkan seorang karyawan yang dulunya punya badan tambun, tapi kini berubah langsing dan berhasil mengendalikan diabetes semenjak mulai bersepeda bersama para rekan kerjanya di waktu jam istirahat siang.

Punya budaya dan alat yang aneh

Apple juga disebut punya kebiasaan yang aneh. Teknisi perangkat lunak (software engineer) Apple mengaku perusahaan tempatnya bekerja punya budaya, pelatihan, dan alat pengoperasian yang berbeda dari perusahaan lain dan terkesan aneh.

“Hampir seluruh pekerjaan yang Anda kerjakan di perusahaan lama, akan berbeda ketika bekerja di Apple,” jelas Wei Sun. Karyawan yang baru masuk pun dianjurkan agar banyak bertanya, tidak boleh takut bertanya di bulan pertama bekerja.

Baca juga: Pendiri Apple Steve Wozniak Dilarikan ke Rumah Sakit

Seseorang bernama Wei Sun yang pernah bekerja di divisi data science/ software engineering Apple menyebutkan bahwa tiap tim di perusahaan tersebut memiliki budaya yang sangat berbeda antara satu dan lainnya.

"Saat bekerja di lintas proyek, luangkan waktu untuk mempelajari gaya komununikasi, kesukaan, dan kekhasan tim lain. Itu akan sangat menghemat banyak waktu,” ujar Wei Sun.

Apple selalu nomor satu, lainnya nomor sekian

Salah seorang karyawan yang bekerja di bagian teknisi kamera Apple menyebut seluruh karyawan tanpa kompromi setuju bahwa perusahaan berbasis di Cupertino, AS itu harus menjadi prioritas nomor satu di kehidupan para pekerja, hal lainnya nomor sekian.

Bukannya para karyawan tidak boleh memiliki kehidupan pribadi. Namun, jika ada sesuatu terkait pekerjaan yang mendesak, pekerjaan kantor harus selalu didahulukan tanpa kecuali.

Misalnya, si karyawan mencontohkan dia dan timnya menghadiri rapat pukul 4 sore. Di rapat, pimpinan memutuskan bahwa semua anggota tim mesti langsung bekerja lembur semalaman hari itu juga untuk meyelesaikan sebuah persoalan. Semua anggota tim kompak mengangguk.

“Tidak ada diskusi soal 'halo, saya ingin menjemput anak saya dulu', atau 'saya ingin menelepon keluarga sebentar'. Seluruh karyawan (hanya) mengangguk dan setuju (untuk lembur), tanpa ragu sedikit pun,” jelasnya.

Minggu malam pun harus kerja

Ilustrasi stress, gangguan jiwa. UNSPLASH/ELISA VENTUR Ilustrasi stress, gangguan jiwa.

Sejumlah karyawan dan mantan karyawan mengaku beban kerja di Apple sangat tinggi sehingga pekerjanya rawan mengalami burn-out atau depresi.

Bagi mereka, hari Minggu malam pun adalah waktunya untuk kerja. Mantan direktur teknologi internet di Apple, Don Melton, menjelaskan soal jadwal kerja ala Apple ini dalam sebuah podcast.

“Minggu malam menjadi hari kerja bagi semua orang yang ada di Apple. Sebab, besok ada rapat yang harus diselenggarakan. Jadi, Anda harus siaga dengan ponsel dan duduk di depan komputer," ujar Melton.

Baca juga: Apple Rekam Acara Peluncuran MacBook Pro M3 dengan Aplikasi Gratisan

Sementara itu, seorang mantan hardware engineer Apple, Steve Fenwick, mengungkapkan bahwa para karyawan Apple mesti memiliki motivasi dan alasan kuat untuk bekerja di sana, bukan hanya karena ingin mendapat imbalan materi saja.

"Mereka yang di sana untuk slip gaji atau saham bakal menjadi yang tercepat burn-out. Sebaliknya, saya tahu orang-orang yang di-PHK lebih dari sekali (sebelum kembalinya Steve Jobs) dan masih kembali ke Apple karena memang ingin di sana," ujar Fenwick.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com