Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Merger Grab dan Gojek Kembali Menyeruak

Kompas.com - 10/02/2024, 09:06 WIB
Bill Clinten,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Setelah redup pada 2021 lalu, isu penggabungan dua perusahaan (merger) antara dua perusahaan ride hailing Grab (Grab Holdings) dan Gojek (kini tergabung dalam GoTo Group) kembali muncul ke permukaan. 

Hal ini mencuat berdasarkan laporan terbaru Bloomberg, yang mengeklaim bahwa Grab dan GoTo Group kini sedang dalam tahap diskusi awal mengenai berbagai skenario merger antara kedua perusahaan. 

Menurut sejumlah sumber industri yang mengetahui proses diskusi ini, salah satu skenario potensial yang tengah dibicarakan adalah Grab akan mengakuisisi GoTo Group dengan skema pembayaran tunai, saham, atau kombinasi antara keduanya. 

Konon, Grab dan GoTo Group juga tengah mendiskusikan opsi lainnya terkait merger, seperti struktur dan tata kelula perusahaan, hinga fokus pemisahan pasar operasional untuk kedua perusahaan.

Kabarnya, apabila merger terjadi, Grab hanya akan fokus di Singapura dan beberapa pasar lainnya di luar Indonesia. Sementara itu, GoTo Group, yang diwakili Gojek, akan beroperasi dengan penuh di Indonesia.

Dengan begitu, kompetisi antar-kedua perusahaan tak terjadi, dan keduanya akan bisa menaikkan harga saham, menekan kerugian, dan meningkatkan pendapatan perusahaan masing-masing. 

Peningkatan nilai atau pendapatan perusahaan ini disebut merupakan hal penting bagi Grab dan Gojek. Pasalnya, kedua perusahaan ini konon belum meraup pendapatan maksimal dalam beberapa tahun belakangan ini.

Bahkan, laporan Bloomberg menyebut bahwa harga saham Grab dan GoTo Group kini turun sekitar 70 persen sejak debutnya di bursa saham pada 2021 dan 2022 lalu. 

Adapun proses diskusi ini, menurut sumber industri yang dikutip Bloomberg, terjadi setelah GoTo Group kembali membuka "pintu" bagi Grab untuk proses merger, demi mencari solusi keuntungan perusahaan.

Hal ini konon terjadi setelah Patrick Waluyo mengambil alih posisi CEO GoTo Group sekitar pertengahan tahun lalu, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Bloomberg, Sabtu (10/2/2024).

Baca juga: TikTok Resmi Akuisisi Tokopedia, Nilai Investasi Rp 23 Triliun

Belum dipastikan apakah rumor terkait diskusi merger antara Grab dan GoTo Group ini akurat atau tidak. 

Perwakilan GoTo Group konon hanya menyebut bahwa proses diskusi terkait merger dengan Grab tidak ada atau tidak terjadi (kabar di atas tidak benar), sedangkan Grab kabarnya menolak untuk berkomentar.

Namun apabila merger ini benar terjadi, Grab dan Gojek akan dipantau ketat oleh regulator, lantaran mereka mungkin khawatir akan adanya monopoli pasar. 

Di sisi lain, merger mungkin juga bisa menjadi "angin segar" bagi kedua perusahaan. Sebab, Grab dan Gojek, seperti disebutkan di atas, bisa mengurangi kerugian sekaligus meningkatkan margin pendapatan di berbagai bidang dan pasar operasional yang berbeda.

Baca juga: Kisah Cinta Gojek, PDKT ke Grab, Menikah dengan Tokopedia

Rumor merger santer beredar sebelum Gojek tergabung ke GoTo Group

Ilustrasi GrabBikeDok. Grab Ilustrasi GrabBike

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com