KOMPAS.com - OpenAI mengumumkan ChatGPT Edu pada akhir Mei lalu. ChatGPT Edu merupakan versi khusus dari ChatGPT yang dirancang untuk universitas agar dapat menerapkan AI secara bertanggung jawab kepada mahasiswa, dosen, peneliti, dan operasional kampus.
ChatGPT Edu didukung GPT-4o, model bahasa besar (large language model/LLM) terbaru dan tercanggih bikinan OpenAI untuk saat ini.
Dengan GPT-4o, ChatGPT Edu didukung input teks, vision, serta mencakup tools seperti analisis data, penjelajahan web, dan peringkasan dokumen. Penawaran baru ini, kata OpenAI, mencakup keamanan dan kontrol tingkat perusahaan dan terjangkau untuk institusi pendidikan.
Baca juga: 7 Cara Memilih Laptop yang Cocok untuk Mahasiswa dan Pelajar
OpenAI mengungkapkan, ChatGPT dapat membantu berbagai tugas di seluruh operasional kampus, seperti memberikan bimbingan belajar yang dipersonalisasi untuk mahasiswa, meninjau resume mahasiswa, membantu peneliti menulis permohonan hibah pendanaan, hingga membantu fakultas dalam penilaian dan masukan.
ChatGPT Edu dirancang untuk meningkatkan kegiatan pendidikan dan operasional di kampus. Fitur utamanya meliputi:
Pengembangan ChatGPT Edu terinspirasi dari keberhasilan implementasi ChatGPT Enterprise di universitas ternama seperti University of Oxford, Wharton School of University of Pennsylvania, University of Texas di Austin, Arizona State University, dan Columbia University di City of New York.
Institusi-institusi ini telah memanfaatkan AI untuk meningkatkan pengalaman pendidikan dan efisiensi operasional, sehingga membuka jalan bagi adopsi AI yang lebih luas di dunia akademis.
Baca juga: OpenAI Rilis Fitur Memory di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna
Contohnya, di Universitas Columbia, Profesor Nabila El-Bassel memimpin proyek untuk mengintegrasikan AI ke dalam strategi yang bertujuan mengurangi kematian akibat overdosis, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari situs OpenAI, Senin (3/6/2024).
El-Bassel dan timnya mengembangkan GPT yang dapat dengan cepat menganalisis dan mensintesis kumpulan data besar, mengubah penelitian berminggu-minggu menjadi hitungan detik, sehingga memungkinkan intervensi yang lebih tepat waktu dan efektif.
Di Wharton School, mahasiswa sarjana dan MBA dalam mata kuliah Profesor Ethan Mollick menggunakan ChatGPT untuk menyelesaikan tugas refleksi akhir. Dengan terlibat dalam diskusi dengan GPT yang dilatih mengenai materi kursus, siswa melaporkan wawasan yang lebih mendalam tentang pembelajaran mereka.
Christiane Reves, asisten profesor di Arizona State University, sedang mengerjakan GPT "Language Buddies" (Teman Bahasa) khusus agar siswanya dapat berlatih bahasa Jerman. AI ini memberikan percakapan dan masukan yang dipersonalisasi, membantu siswa meningkatkan keterampilan bahasa mereka sekaligus menghemat waktu pengajar dalam penilaian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.