Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Mengenal Chris Hughes, Sosok Pendiri Sekaligus Penentang Facebook

Kompas.com - 26/11/2020, 20:35 WIB

Ikut tim kampanye Obama

Hughes tidak terlalu lama bertahan di Facebook. Tahun 2007, dia keluar dari tim inti pengembangan Facebook dan ikut menjadi tim kampanye Barack Obama dalam pemilu Amerika Serikat tahun 2008.

Di tim kampanye Obama, Hughes memegang komando sebagai Director of Online Organizing dan memelopori situs my.barackobama.com, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Forbes, Kamis (26/11/2020).

Baca juga: Cara Menggunakan Fitur Favourites di Facebook agar Tak Ketinggalan Berita

Lepas dari hiruk pikuk pemilu AS 2008 yang akhirnya memenangkan Obama sebagai presiden AS ke-43, Hughes mendirikan jejaring sosial dan situs nirlaba bernama Jumo pada 2010. Tujuannya untuk menjembatani orang-orang yang mencari jalan untuk membantu dunia.

Bulan Juli tahun 2010, Joint United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) menunjuk Hughes menjadi salah satu komisioner tingkat tinggi. Total ada 17 anggota komisi dari berbagai latar belakang, mulai dari politisi, pemimpin bisnis, aktivis HAM, hingga ilmuwan.

Mereka bertugas mengampanyekan aksi sosial dan politik untuk penggalangan dana dan dukungan program pencegahan HIV yang efektif. Tahun 2012, Hughes membeli sebagian besar saham media The New Republic.

Namun, upaya Hughes mengubah arah publikasi media ini membuat banyak staff redaksi yang akhirnya mengundurkan diri. Hughes akhirnya menjual The New Republic ke penerbit Oregon, Win McCormack pada tahun 2016 setelah merugi selama bertahun-tahun.

"Saya meremehkan kesulitan transisi dari media tradisional menjadi perusahaan media digital di dalam perubahan iklim yang berkembang pesat saat ini," aku Hughes ketika mengumumkan penjualan The New Republic kepada para karyawannya, dirangkum dari CNN.

Minta Facebook dipecah

Meski ikut serta mendirikan Facebook, belakangan Hughes berbalik menentang jejaring sosial yang kini sudah meraksasa itu.

Pada tahun 2019, Hughes menulis sebuah artikel opini yang dimuat di The New York Times. Dalam artikel tersebut, dia menuangkan pandangannya bahwa Facebook telah menjelma menjadi entitas yang terlalu powerful sehingga praktis memonopoli ranah media sosial. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber Forbes


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke