Masih dari laporan yang sama, dari 16 operator seluler yang sampai kuartal II-2020 sudah meluncurkan 5G, atau disebut sebagai first mover (penyelenggara 5G awal), hampir 50 persen di antaranya mampu meningkatkan pangsa pasarnya.
"Pangsa pasar mereka naik ketika menjadi yang pertama menggelar 5G," imbuh Ronni.
Dia mencontohkan operator pertama di Australia yang menyelengagrakan 5G, Telstra. Perusahaan tersebut, kata Ronni, kini menguasai 50 persen pangsa pasar layanan seluler di Australia.
Sebetulnya, tren demikian juga terlihat ketika implementasi awal jaringan 3G atau 4G. Namun menurut Ronni, persentase adopsi 5G lebih cepat dibanding jaringan internet generasi sebelumnya.
Enam tahun pertama sejak digelar, menurut laporan Ericsson, adopsi 4G belum mencapai 3 miliar pengguna sepanjang tahun 2009-2017. Namun adopsi 5G, diprediksi akan menyentuh angka 3,5 miliar pengguna pada 2026, sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2018.
"Karena end user sudah semakin dewasa dan potensi untuk mereka mengerti kemampuan dan kelebihan 5G juga semakin lebih besar," imbuhnya.
Ronni juga mengatakan adopsi jaringan 5G bisa membantu operator seluler untuk mengatasi penurunan average revenue per user/rerata pendapatan per pengguna (ARPU).
ARPU terus menurun, baik dikarenakan kompetisi antar operator, adanya aturan-aturan dari pemerintah, maupun penggunaan SMS dan layanan suara, yang tidak lagi bisa mengimbangi kenaikan pendapatan dari layanan data.
Baca juga: Cara Apple Bikin Baterai iPhone 12 Lebih Irit Meski Mendukung 5G
Operator seluler bisa menggunakan 5G untuk menangani penurunan ARPU hanya jika mereka mengambil pendekatan proaktif. Artinya, operator mau mengeksplorasi dan melihat peluang serta kapabilitas sektor yang bisa dimanfaatkan jaringan 5G.
"Mereka bisa memberikan layanan bundling, bukan hanya untuk layanan tradisional tapi juga layanan digital, seperti hiburan, augmented reality (AR), video 4K, 8K, dll," jelas Ronni.
Sementara pendekatan pasif yang tidak disarankan Ronni, adalah memanfaatkan layanan suara dan data, yang memang sudah menjadi komoditas saat ini, sementara operator tidak mengeskplorasi peluang use case lain.
"Dengan mereka mengambil pendekatan proaktif, dari laporan yang kami lihat, operator seluler bisa mendapatkan hasil cukup signifikan untuk menambah ARPU dibanding operator seluler yang pasif," pungkas Ronni.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.