Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data 533 Juta Pengguna Facebook Bocor, Termasuk Indonesia

Kompas.com - 04/04/2021, 09:33 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebocoran data menjadi hal yang kerap terjadi di era yang serba internet ini. Kali ini, data pribadi miliki lebih dari 533 juta pengguna Facebook dari 106 negara dilaporkan telah bocor dan beredar di internet.

Pengguna Facebook yang paling banyak terdampak berasal dari negara Mesir (44,8 juta), Tunisia (39,5 juta), Italia (35,6 juta), dan Amerika Serikat (32,3 juta).

Sejumlah pengguna Facebook asal Indonesia tak luput jadi korban dari kebocoran data ini, jumlah mencapai 130.000 pengguna.

Baca juga: 1 Juta Akun Facebook di Indonesia Bocor, Ini Link untuk Mengeceknya

Data pribadi yang bocor meliputi informasi nama lengkap, nomor telepon, lokasi, tanggal lahir, ID Facebook, gender, pekerjaan, asal negara, status pernikahan, hingga alamat e-mail.

Ratusan data pengguna ini disebarkan oleh seorang pengguna di forum peretas amatir secara gratis baru-baru ini. Hal ini membuat ratusan juta data tersebut tersedia secara luas bagi siapapun yang mengaksesnya.

Facebook sendiri melalui juru bicaranya telah mengonfirmasi kebocoran data ini.

Menurut juru bicara Facebook, ratusan juta data pengguna ini bocor karena adanya kerentanan keamanan yang dialami Facebook. Kerentanan ini sendiri sudah ditambal pada 2019 lalu.

Baca juga: Data Pengguna Indonesia Dipastikan Bocor, Denda hingga Pemblokiran Menanti Facebook

Kendati kebocoran data sudah terjadi dua tahun yang lalu, masih ada ancaman kejahatan siber yang mengintai para pengguna Facebook yang jadi korban kebocoran data ini.

Begitulah menurut Chief Technology Officer (CTO) dari firma intelije kejahatan siber Hudson Rock, Alon Gal, yang juga orang pertama yang menemukan kebocoran data ini di internet pada Januari lalu.

Gal mengatakan, informasi pribadi yang bocor dapat memberikan informasi berbagai bagi para penjahat siber.

Informasi ini dapat digunakan untuk melakukan penyamaran bahkan penipuan atas nama korban kebocoran data.

"Basis data berisi informasi pribadi sebesar itu pasti akan dimanfaatkan cybercriminal untuk melakukan serangan rekayasa sosial atau upaya peretasan," kata Gal.

Baca juga: Data Nomor HP Dijual Rp 7.000 di Situs Gelap, Foto Selfie Pakai KTP Lebih Mahal

Baca juga: 2,2 Miliar Password E-mail Bocor, Terparah Kedua setelah Yahoo

Bukan kebocoran pertama Facebook

Ini bukanlah kasus kebocoran data pertama yang dialami jejaring raksasa asuhan Mark Zuckerberg itu. Pada 2016, ada 80 juta data pengguna Facebook yang dicuri oleh Cambridge Analytica.

Cambridge Analytica menggunakan data pribadi puluhan juta pengguna Facebook dalam membangun profil untuk membidik para pemilih di Pemilu AS 2016, yang akhirnya dimenangkan oleh Donald Trump.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com