Jack Dorsey's wild beard at the Senate hearing on Section 230 is being memed https://t.co/1zQzTXWf1Z pic.twitter.com/j0rXcHPckc
— Mashable (@mashable) October 30, 2020
Penampilannya pun berubah lagi, dengan janggut tebal dan cincin yang kembali nangkring di hidung. Ketika bersaksi di hadapan Kongres AS pada 2018, seorang anggota kongres dari partai Republik yang konservatif menyebutnya "tidak terlihat seperti CEO".
Belakangan, gaya pria 44 tahun ini kembali menarik perhatian saat dia bersaksi di kongres pada 28 Oktober 2020 lewat konferensi video. Kala itu, di tengah-tengah masa WFH karena pandemi, dia tampil dengan janggut lebat beruban dan rambut yang dibiarkan memanjang.
Baca juga: Sejarah Google, Raksasa Mesin Pencari yang Hampir Dijual Murah
Setelah Twitter untuk pertama kalinya melantai di bursa pada 2013, Dorsey menjadi orang kaya raya dari kepemilikan sahamnya, meskipun hanya digaji sekitar 1 dollar AS oleh perusahaan.
Mirip seperti Steve Jobs, dia sempat didepak dari Twitter pada 2008 dan mendirikan perusahaan baru yang bergerak di bidang layanan pembayaran, Square.
Baca juga: Profil Steve Jobs, Anak Imigran Muslim yang Mendirikan Apple
Bedanya, Square yang produknya pertama kali dirilis pada Mei 2010 berhasil meraih sukses sehingga kini nilainya mencapai miliaran dollar AS. Dorsey pun menjabat sebagai CEO di kedua perusahaan yang didiriikannya, Twitter dan Square.
Meskipun kerap disorot -entah karena pencapaiannya, perusahaannya, atau kehidupan pribadinya- Dorsey mengaku tak mau dikenal dan lebih suka memosisikan diri di belakang layar.
"Semua ini lebih karena keharusan, bukan keinginan. Saya suka berada behind the scene," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.