Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal AAB, Pengganti APK Android Mulai 1 Agustus 2021

Kompas.com - 01/08/2021, 09:52 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak pertama kali sistem operasi (OS) Android diluncurkan lebih dari satu dekade lalu, pengembang aplikasi Android mengandalkan format file Android Package Kit (APK) untuk mendistribusikan aplikasinya.

Namun mulai 1 Agustus 2021, format file tersebut akan digantikan dengan format file baru yang disebut Android App Bundle (AAB). Lantas, apa itu beda AAB dan APK, dan apa dampaknya bagi pengguna Android?

Format file baru AAB sudah dikenalkan Google di ajang Google I/O 2018 lalu. Sama seperti APK, AAB merupakan file besar yang berisi aneka kode untuk suatu aplikasi Android. Bedanya, AAB diklaim lebih mumpuni, karena pendistribusiannya akan lebih dinamis.

Baca juga: Selamat Tinggal File APK Android

Apabila pengguna memiliki smartphone yang tidak bisa menampilkan video 4K, misalnya, aplikasi yang diunduh tidak akan menyertakan fitur 4K, meski aplikasi itu sebenarnya memiliki dukungan tersebut.

Lalu, apabila pengguna memakai bahasa Inggris dan Indonesia di perangkat mereka, maka aplikasi yang dipasang kemungkinan tidak akan dibekali dengan dukungan bahasa asing macam bahasa Jerman, Perancis, dan lain sebagainya meski awalnya ada.

Ukuran lebih kecil

Karena lebih dinamis, Google mengklaim ukuran aplikasi akan lebih kecil 15 persen, dibandingkan dengan aplikasi yang didistribusikan dalam format APK. Diharapkan, pengguna bisa mengunduh aplikasi dengan lebih cepat.

Sifat dinamis ini pula yang mempermudah pengembang meng-upload satu file AAB besar, alih-alih mengirimkan banyak file APK ke Google yang kemudian dimodifikasi, misalnya bahasa dan fiturnya, berdasarkan wilayahnya.

Selain sifat dinamis, format file AAB juga diklaim lebih aman, karena bakal melalui proses pengecekan dan verifikasi (signing) oleh Google.

Baca juga: Aplikasi Android Error dan Crash akibat WebView, Ini Cara Memperbaikinya

Disebut lebih aman karena Google bakal mengecek apakah aplikasi yang akan dipasang pengguna bebas dari program berbahaya (malware) atau tidak.

Sebelumnya, proses signing pada format file APK menjadi tugas pengembang aplikasi Android. Karena kini proses signing ada di pihak Google, maka proses modifikasi atau perbaikan bug dalam aplikasi akan memakan waktu lebih lama dibanding sebelumnya.

Sebab, pengembang aplikasi tidak bisa langsung menerapkan perbaikan ke suatu aplikasi, dan harus melalui persetujuan Google terlebih dahulu.

Update lebih mudah

Meski demikian, pengembang akan diberikan kemudahan untuk urusan update/pembaruan aplikasi. Berkat sifat dinamis dari AAB, maka pembaruan aplikasi bisa digelontorkan ke perangkat spesifik yang telah ditentukan pengembang.

Hal ini berguna untuk melihat apakah aplikasi tersebut dilanda bug atau tidak, sebelum nantinya disebar ke seluruh perangkat yang mendukung.

Terkait format file AAB sendiri, Google mengklaim sudah ada lebih dari 1 juta aplikasi dan game yang sudah diplublikasikan di Google Play menggunakan format baru ini.

Termasuk beberapa aplikasi yang masuk di kategori 1.000 aplikasi dan game teratas Google Play, seperti Adobe, Duolingo, Gameloft, Netflix, redBus, Riafy, dan Twitter.

Baca juga: Google Tendang Pengembang Aplikasi yang Malas dari Play Store

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com