Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Jaringan Internet Bakti Dinanti UMKM di Wilayah 3T

Kompas.com - 24/11/2021, 11:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Moch. S. Hendrowijono

Jack Ma, pendiri Alibaba, sebelum di-lock down pemerintah Tiongkok, tiga kali mengunjungi Jakarta dan berjumpa langsung dengan Presiden Jokowi.

Setiap kali ia datang dan ditanya apa resepnya bagi Indonesia agar ekonominya berkembang, jawabnya selalu: UMKM (usaha mikro kecil dan menengah), UMKM dan UMKM.

UMKM dalam pandangan Jack Ma, gerakan ekonomi dahsyat yang penting dalam perekonomian nasional, bukan pabrik bermodal miliaran dollar AS, bukan telekomunikasi, bukan perbankan.

Di Indonesia kontribusi UMKM yang jumlah terakhir menurut data ada 64 juta, sumbangannya terhadap PDB mencapai 61 persen, menembus Rp 8.573 triliun.

Menurut Presdir dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini, lebih dari separuh UMKM di Indonesia dimiliki dan dikelola perempuan, yang berdampak besar pada perekonomian dan masyarakat luas.

Lewat program Sisternet, XL Axiata sudah melakukan pelatihan untuk puluhan ribu UMKM, kebanyakan yang dikelola perempuan.

Baca juga: XL Rilis Aplikasi Sisternet untuk Dorong Pemberdayaan Perempuan

Pelatihan UMKM juga dilakukan Bakti (Badan Aksesbilitas Telekomunikasi Indonesia), sebuah badan layanan umum (BLU) di bawah Kementerian Kominfo, bekerja sama dengan IdEA untuk daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

IdEA, asosiasi e-commerce Indonesia, menopang upaya Bakti menggairahkan sebagian masyarakat yang melihat UMKM masih sebagai “mahluk asing”.

Namun setiap wilayah 3T punya karakteristik dan tantangan sendiri. Bersama Bakti, IdEA merancang 60 topik kurikulum berlainan untuk tiap wilayah, seluruh pengajarnya dari IdEA. Masalah utama, belum semua kawasan 3T dijangkau fasilitas internet selain masalah transpor logistik dan cara pembayaran.

Moh. Rosihan dari IdEA mengatakan, yang penting bagi UMKM di kawasan 3T melayani konsumen lokal dulu, tidak usah berambisi merambah luar daerah mereka, karena akan terhadang kendala-kendala tadi.

Biaya logistik mahal

Seperti yang dilakukan Miji dari Rotendao, Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur yang berhasil mengembangkan UMKM, setelah diberi pelatihan soal e-commerce oleh Bakti dan fokus pada penjualan ikan asapnya ke desa dan kecamatan sekitar.

Baca juga: Instagram Luncurkan Stiker Pesanan Makanan di Stories untuk UKM

Sebenarnya ia ingin meluaskan pemasarannya mengikuti permintaan masyarakat lewat medsos, namun ada kendala biaya angkut yang lebih mahal dari harga ikan olahannya.

Sekitar 26,5 juta dari 272 juta penduduk Indonesia belum terjangkau fasilitas telekomunikasi 4G, tersebar di semua kawasan 3T.

Contoh UKM adalah kerajinan tanganKOMPAS.COM/MOHAMAD IQBAL FAHMI Contoh UKM adalah kerajinan tangan

Sadar pentingnya sarana digital, rencana pembangunan pemerintah yang dirancang selesai dalam 10 tahun akan tuntas pada 2024 lewat jaringan teresterial, Palapa Ring dan satelit Satria1 yang akan diluncurkan pada 2023.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com