Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Jaringan Seluler Dituntut Berkecepatan Tinggi

Kompas.com - 07/07/2022, 11:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dari beragam layanan jaringan internet, menurut APJII, peran operator telekomunikasi tetap saja sangat besar yang diakses 77,64 persen pengguna internet Indonesia. Sementara untuk akses Wi-fi di bawah 21 persen, dan pengguna internet (47,15 persen) mengaku, sinyal paling kuat dari operator sebagai alasan berlangganan.

Perubahan pola kehidupan digital yang dilakukan dari rumah, memicu peningkatan kebutuhan akses broadband. Sampai 2022, persentase itu merambat naik mencapai 24,36%, yang bila tumbuh terus maka akses internet rumahan semakin diminati.

Survei APJII juga menampilkan kesadaran pengguna internet rumahan yang menginginkan akses internet dapat dinikmati seluruh anggota keluarga tertinggi (60,26 persen). Belakangan muncul kesadaran akan berbagi akses di rumah dengan antara 2-5 gadget dan berbagi jauh melebihi hanya sekadar harga murah, persoalan kuota maupun stabilitas jaringan.

California ke Singapura

Pengguna keluarga kini lebih realistis dalam menentukan paket-paket internet yang ditawarkan. Salah satu yang dikembangkan untuk memenuhi pasar, paket konvergensi, dengan satu biaya per bulan dapat dinikmati seluruh keluarga.

Belum lagi durasi pemakaian internet di Indonesia rata-rata 2-5 jam per hari, dan bukan lagi di kafe atau kantor. Orang terbiasa mengakses internet dari rumah.

Kepemilikan jaringan menjadi kata kunci prestasi operator, berupa banyaknya BTS (base transceiver station), lebar spektrum frekuensi, lalu, dalam menyambut masa layanan 5G, panjangnya jaringan serat optik (FO).

FO menjadi infrastruktur utama karena BTS pada milimeterband tidak membutuhkan menara. Spektrum frekuensi milimeterband disebarkan lewat FO yang ditanam dan muncul setiap 200 meter – 300 meter, sesuai kemampuan radius cakupannya.

Hal ini yang menjadi sebab kenapa XL Axiata menjual ribuan menara telekomunikasinya karena mulai memanfaat jaringan FO-nya yang sepanjang lebih dari 113.000 kilometer. Pemilikan FO masih dirajai Telkomsel yang punya 160.000 km, sementara IOH (Indosat Ooredoo Hutchison) punya lebih 60.000-an kilometer.

Berbeda, XL Axiata punya jaringan kabel laut (SKKL – sistem komunikasi kabel laut) 700 km antara Batam dan Sarawak yang dinamai BaSIC (Batam Sarawak International Cable System). SKKL berkapasitas 48 tera yang diresmikan Juni lalu menghubungkan jaringan XL lewat Sarawak ke Hongkong ke dunia luar.

SEA – ME – WE

Pada Rabu (22/6/2022), SKKL Echo Golden Buoy yang muncul di pantai Tanjung Pakis Karawang, Jawa Barat, menghubungkan jaringan XL Axiata ke California dan Singapura sepanjang 15.000 km. SKKL melintasi Samudera Pasifik dari pantai barat Amerika ini mampir di Tanjung Pakis masuk ke sistem jaringan XL Axiata, diteruskan ke Singapura, dan 4.000 km di antaranya ada di Indonesia.

Selain SKKL Echo dan BaSIC, XL Axiata juga mengelola SKKL yang menghubungkan Australia dan Singapura. “Terhubungnya SKKL ke jaringan XL Axiata meningkatkan kualitas koneksi internet bagi pelanggan dan masyarakat Indonesia,” kata Direktur & CTO XL Axiata, I Gede Darmayusa.

Dalam pada itu, Telkomsel memiliki sarana serat optik untuk menghubungkan ke jaringan tulang punggung dunia sepanjang 170.035 km, di antaranya 105.335 km kabel laut domestik dan 64.701 km internasional.

Mereka ikut di SKLL SEA-ME-WE (South East Asia, Middle East – West Europe) 5 dan 6, sepanjang 19.200 km yang menghubungkan 10 negara di Asia Tenggara, Timur Tengah, ke Marseille Perancis, lalu ke seluruh dunia.

Kelompok Telkom juga memanfaatkan jasa satelit untuk berhubungan dengan dunia luar, mengoperasikan Satelit Telkom 2, Telkom 3S, dan Telkom 4.

Sementara Indosat memiliki Satelit Palapa D yang diorbitkan pada 31 Agustus 2009.

Tahun ini Indosat bekerja sama dengan ACC-1, Inligo Networks Asia Connect Cable System, membangun jaringan SKKL sepanjang 18.000 km, membentang dari Singapura, ke Indonesia terus Kupang. SKKL ini menyambung ke Darwin, Australia, dan Guam, Amerika Serikat.

Sejak awal dekade, Indosat juga punya SKKL Jakabare – Jawa, Kalimantan, Batam dan Singapore sepanjang 1.300 km, berkapasitas 80 GB. *

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com