Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data 487 Juta Pengguna WhatsApp Global Diduga Bocor dan Dijual Online, Indonesia Termasuk

Kompas.com - 27/11/2022, 18:19 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber Cybernews

KOMPAS.com - Data 487 juta pengguna WhatsApp dari berbagai negara diduga bocor dan dijual di sebuah forum online kenamaan. Data itu diunggah salah seorang anggota forum yang tidak disebutkan identitasnya pada 16 November lalu.

Disebutkan bahwa data yang bocor meliputi nomor ponsel pengguna WhatsApp yang tersebar di 84 negara, termasuk dari Indonesia. Data yang dijual diklaim merupakan nomor ponsel baru yang masih aktif di tahun 2022.

Dari 487 juta data yang bocor, 32 juta di antaranya diklaim adalah nomor telepon milik pengguna WhatsApp di Amerika Serikat (AS).

Tangkapan layar unggahan penjual di sebuah forum online Breach Forums yang memajang database pengguna WhatsApp.Cyber News Tangkapan layar unggahan penjual di sebuah forum online Breach Forums yang memajang database pengguna WhatsApp.

Sebanyak 45 juta data diantaranya milik pengguna WhatsApp di Mesir, 35 juta pengguna Italia, 29 juta data pengguna Saudi Arabia, 20 juta pengguna Perancis, dan data 20 juta pengguna Turkiye.

Baca juga: Cara Blokir Teman di WA dan Ciri-ciri WhatsApp yang DIblokir

Sedangkan 10 juta nomor ponsel pengguna asal Rusia juga diduga ikut bocor, begitu pula nomor ponsel lebih dari 11 juta pengguna asal Inggris. Sementara itu, data pengguna WhatsApp di Indonesia yang bocor dan dijual diklaim berkisar 130.331.

Data pengguna WhatsApp dari 84 negara diduga bocor.Cyber News Data pengguna WhatsApp dari 84 negara diduga bocor.

Saat ini, WhatsApp tercatat memiliki lebih dari dua miliar pengguna aktif bulanan secara global.

Ratusan juta nomor ponsel pengguna WhatsApp yang bocor tersebut dijual dengan harga yang berbeda.

Nomor telepon pengguna WhatsApp asal AS yang bocor misalnya, dijual dengan harga sebesar 7.000 dolar AS atau sekitar Rp 109 juta.

Kemudian, data pengguna WhatsApp asal Inggris dihargai sebesar 2.500 dolar AS (sekitar Rp 39 juta), dan data pengguna WhatsApp Jerman senilai 2.000 dolar AS (sekitar Rp 31,3 juta).

Outlet media Cyber News mencoba meneliti sampel data yang ditawarkan penjual di forum online. Penjual memberikan 1.097 data nomor telepon pengguna WhatsApp asal Inggris dan 817 data pengguna WhatsApp dari AS.

Berdasarkan hasil investigasi, Cyber News menyebut bahwa sampel yang diberikan penjual adalah benar milik pengguna WhatsApp yang masih aktif.

Tidak disebutkan secara rinci bagaimana database ini dikumpulkan. Meta, selaku induk perusahaan WhatsApp, masih belum menanggapi kebocoran ratusan juta nomor telepon milik penggunanya.

Baca juga: Muncul Tulisan Nomor Telepon Anda Diblokir untuk Menggunakan WhatsApp, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Tangkapan layar hasil investigasi Cyber News yang membuktikan bahwa sampel data yang diberikan adalah benar milik pengguna WhatsApp.Cyber News Tangkapan layar hasil investigasi Cyber News yang membuktikan bahwa sampel data yang diberikan adalah benar milik pengguna WhatsApp.

Ada kemungkinan hacker memperoleh informasi pengguna WhatsApp lewat metode scraping, yakni memanen informasi dalam skala besar. Metode ilegal ini melanggar Ketentuan Layanan WhatsApp, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Cybernews, Minggu (27/11/2022).

Namun, metode itu masih dugaan saja. Sebab, melihat dari kebanyakan kasus, database besar yang diunggah online sering kali diperoleh dengan metode scraping.

Pada umumnya, kasus kebocoran data pribadi semacam ini dimanfaatkan oleh pelaku untuk melakukan aneka serangan siber, seperti smishing dan vishing.

Smishing atau SMS phishing merupakan jenis serangan yang menggunakan rekayasa sosial (social engineering) untuk mendapatkan informasi pribadi tentang seseorang melalui SMS.
Sementara vishing atau voice phishing adalah metode yang serupa dengan smishing namun umumnya menggunakan telepon.

Oleh sebab itu, pengguna WhatsApp diimbau untuk selalu waspada terhadap panggilan masuk yang berasal dari nomor ponsel tak dikenal, maupun pesan yang dikirim dari nomor asing.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Cybernews
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com