Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Berliku Bisnis Airbnb, Pernah Diabaikan dan Ditolak Massal Investor

Kompas.com - Diperbarui 14/07/2023, 08:43 WIB
Mikhaangelo Fabialdi Nurhapy,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber Airbnb

Apalagi, kebanyakan orang saat itu berpikir bahwa ide bisnis menginap di tempat yang "tidak dikenal" merupakan sesuatu yang "gila".

Setidaknya begitulah menurut editor senior majalah bisnis, Fortune, Leigh Gallagher.

Menurutnya, kebanyakan investor tidak ingin bertemu dengan Chesky dkk. Apabila bertemu pun, mereka akan mengatakan bahwa ide penginapan Chesky sangat gila, dan mungkin saja bisa menjadi tempat pembunuhan akibat faktor keamanan yang masih menjadi tanda tanya.

Namun seperti yang kita ketahui, Airbnb justru mencapai kesuksesan dan masih eksis sampai tahun 2023.

Karena kesuksesan Airbnb ini, Chesky mengatakan bahwa, apabila orag ingin mendirikan bisnis startup, tetapi mengalami banyak penolakan dari investor, ada baiknya mereka mengingat penolakan bertubi-tubi yang dialami Chesky dan rekan bisnisnya.

Baca juga: Satu Keluarga Diintip Kamera Tersembunyi di Penginapan Airbnb

Titik terang bisnis Airbnb

Titik terang bisnis Airbnb akhirnya muncul sekitar tahun 2008 dan 2009. Saat itu, pendiri Y Combinator, Paul Graham mengajak ketiga pendiri Airbnb untuk bergabung dengan program akselerator startup bergengsi itu.

Chesky, Gebbia, dan Blecharczyk pun menghabiskan tiga bulan pada 2009 untuk menyempurnakan produknya.

Kemudian pada Maret 2009, Air Bed & Breakfast resmi mengubah nama menjadi Airbnb, dan mereka mendapat investasi awal sebesar 600.000 dollar AS (sekitar Rp 9 miliar) dari perusahaan modal ventura, Sequoia Capital.

Seiring berjalannya waktu, Airbnb membangun momentum berkelanjutan. Pada 2011, Airbnb diluncurkan di 89 negara di seluruh dunia dan mencapai jutaan pemesanan.

Beberapa perusahaan modal ventura kemudian mengucurkan 112 juta dollar AS (sekitar Rp 1,6 triliun) untuk bisnis Airbnb. Dengan begitu, nilai perusahaan melampaui 1 miliar dollar AS atau setara Rp 15 triliun.

Jadi, Airbnb bisa dikatakan sebagai perusahaan startup dengan level unicorn di Silicon Valley. Unicorn merupakan istilah yang diberikan kepada startup dengan nilai valuasi sebesar 1 miliar dollar AS.

Meski mengalami berbagai tantangan lanjutan, seperti penolakan berbagai kota besar terhadap Airbnb, atau pendendaan yang dialami pelaku bisnis Airbnb, perusahaan pada akhirnya tetap bertahan hidup dan masih sukses hingga tahun 2023.

Seperti yang sebelumnya disebutkan, Airbnb kini menjadi perusahaan senilai 83,33 miliar dollar AS atau Rp 1,2 kuadriliun.

Perusahaan ini juga mencatat pendapatan sebesar 117 juta dollar AS (sekitar Rp 1,7 triliun) pada kuartal pertama 2023.

Sebagai perbandingan, perusahaan mencatat kerugian bersih sebesar 19 juta dollar AS (kira-kira Rp 287,7 miliar) pada Q1 2022, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari blog resmi Airbnb, Selasa (11/7/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com