Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Review Game "Counter-Strike 2" Setelah Main 50 Jam, Visual Ciamik dan Adiktif

Kompas.com - 14/11/2023, 19:16 WIB
Mikhaangelo Fabialdi Nurhapy,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Kekurangan

Jumlah mode "disunat" habis

Pada saat peluncurannya, Counter-Strike 2 menghadirkan lima mode yang dimainkan, yaitu "Premier", "Competitive", "Wingman", "Casual", dan "Deathmatch".

Untuk game baru, jumlah mode ini mungkin sudah lebih dari cukup. Namun, CS2 merupakan penerus dan pengganti dari CS:GO.

Oleh karena itu, selain lima mode di atas seharusnya CS2 juga menghadirkan mode lainnya yang tersedia di CS:GO, yakni "Arms Race", "Flying Scoutsman", "Demolition", dan mode battle royale "Danger Zone".

Akan tetapi, kelima mode tersebut tidak dapat dimainkan di CS2, termasuk mode Arms Race yang menjadi favorit KompasTekno.

Adapun hal ini bisa jadi karena Valve memang belum siap untuk menggelontorkan mode itu. Sebab, laman game CS2 di Steam menunjukkan peta eksklusif Arms Race, yang mengindikasikan mode tersebut bakal dirilis di CS2 dalam beberapa waktu mendatang.

Terlepas dari itu, keberadaan mode yang lebih bervariasi di CS2 tentu membuat pemain tidak akan bosan. Terlebih lagi bagi pemain yang mendapatkan akses beta CS2, dan sudah bermain bahkan sebelum game tersebut diluncurkan secara resmi.

Tidak ada konten baru

Tak dapat dimungkiri bahwa CS2 dibekali oleh sejumlah peningkatan yang signifikan dan mekanisme gameplay yang tak kalah menarik. Sayangnya, game ini tidak mendapatkan konten baru seperti peta, mode, senjata, skin, battle pass, dan lain sebagainya.

Hal ini cukup mengecewakan, karena sebelum CS2 diluncurkan sudah beredar rumor bahwa game ini bakal kedapatan battle pass alias operation terbaru.

Adapun battle pass merupakan konten tambahan berbayar yang berisi deretan misi. Misi ini dapat dikerjakan untuk mendapatkan berbagai hadiah menarik, misalnya Weapon Case, skin senjata, dan skin karakter.

Sistem monetisasi seperti ini sebenarnya cukup kontroversial di komunitas gaming. Namun demikian, absennya operation terbaru tetap membuat para pemain CS2 kecewa, karena peluncuran CS2 menjadi lebih hampa dan kurang meriah.

Sebagaimana dikutip KompasTekno dari PC Gamer, Selasa (14/11/2023), Valve sendiri menjanjikan akan memperkenalkan konten baru berupa senjata di CS2. Meski begitu, implementasi senjata baru saat ini bukan menjadi prioritas mereka.

Baca juga: Di Bali, Valve Pastikan Game CS2 Bakal Berbahasa Indonesia

Match demo dinonaktifkan dalam waktu yang lama

CS2 memiliki sistem match demo alias rekaman permainan yang bisa disimpan dan ditonton.

Rekaman ini digunakan untuk banyak hal, misalnya melihat kembali momen keren yang dilakukan pemain, atau mungkin mempelajari kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan pemain.

Valve pun menonaktifkan fitur ini secara sementara pada akhir September 2023 kemarin. Demo ini dimatikan untuk memperluas kapasitas server, sehingga lebih banyak pemain bisa masuk dan bermain Counter-Strike 2.

Fitur tersebut baru diaktifkan kembali pada Kamis (9/11/2023). Dalam periode lima minggu itu, kami harus memanfaatkan aplikasi pihak ketiga seperti Nvidia Shadowplay untuk merekam jalan pertandingan di CS2.

Kehilangan fitur ini awalnya memang agak membawa perasaan campur aduk, karena Valve memangkas banyak fitur-fitur yang sebenarnya sudah ada di CS:GO. Namun, hal itu berakhir dengan baik karena fitur tersebut sudah diperkenalkan kembali.

Mode Competitive membosankan

Mode Competitive di Counter-Strike 2Valve Mode Competitive di Counter-Strike 2
Selain Premier, Counter-Strike 2 menghadirkan mode Competitive sebagai salah satu mode utama di game FPS tersebut. Mode ini memiliki format yang sama seperti Premier, tetapi tanpa sistem pick and ban peta.

Tak hanya itu, sistem rank Competitive masih sama seperti di CS:GO, mulai dari Silver hingga Global Elite. Bedanya, pemain bakal memiliki rank yang berbeda untuk setiap map. Jadi, pemain bisa saja meraih rank tinggi di peta Inferno dan rank rendah di peta Nuke.

Mode ini cukup membosankan karena pemain didorong untuk menang sepuluh game untuk mendapatkan rank di peta yang bersangkutan. Padahal, belum tentu setiap game akan dimenangkan oleh pengguna, sehingga proses mendapatkan rank akan berlangsung lama.

Pengalaman kami, mode ini juga lebih sepi daripada Premier. Kami biasanya menemukan musuh dengan rank yang jauh lebih rendah dari kami, atau yang jauh lebih tinggi dari kami. Permainan jadi tidak seimbang dan tidak sengit.

Sepinya mode Competitive menjadi topik yang menarik, mengingat Valve sendiri tidak mengira bahwa mode Premier bakal lebih populer dibanding semua mode di CS2, termasuk Competitive, sebagaimana dikutip KompasTekno dari PC Gamer.

Baca juga: Valve Mulai Jual Steam Deck Versi Refurbished, Harga Lebih Murah

Scoreboard tidak konsisten

Dalam setiap game di CS2, pemain bisa melihat papan peringkat berisi performa mereka sendiri, seperti jumlah kill, assist, dan death yang dimiliki.

Jumlah kill dan assist ini akan dikonversi menjadi poin, yang menentukan siapa yang menduduki peringkat atas dan bawah di tim.

Anehnya, peringkat tim dalam match ditentukan berdasarkan jumlah damage yang diberikan. Jadi, pemain dengan 5 kill, 10 death, dan 2.000 damage bakal memiliki skor yang lebih tinggi dibanding pemain dengan 10 kill, 5 death, dan 1.000 damage.

Sementara itu, ketika membuka menu sejarah pertandingan (match history), sistem poin tersebut diatur seperti CS:GO. Tim dengan kontribusi kill dan assist terbanyak akan duduk di peringkat pertama, terlepas dari jumlah damage yang diberikan.

Sebenarnya ini merupakan kritik yang minor. Namun, kami cukup bingung karena Valve biasanya teliti untuk urusan seperti ini. Hal ini menjadi lebih aneh apabila sistem tersebut memang disengajai oleh Valve.

Indikator FPS dan ping dihapus

Fitur CS2 lainnya yang dipangkas adalah indikator frame rate alias fps dan koneksi alias ping internet dalam game. Di CS:GO, pemain bisa melihat jumlah fps dan ping secara mudah dengan mengaktifkan perintah net_graph.

Informasi tersebut tidak ditunjukkan lagi di CS2. Pemain harus menggunakan fitur bawaan dari Steam untuk mengecek fps dan perlu memencet tombol keyboard "Tab" untuk membuka papan peringkat serta melihat ping.

Minimnya fitur tersebut cukup mengecewakan, karena pengguna tidak bisa mendapatkan semua informasi penting itu dengan melirik net_graph. Pengguna mesti melihat ke atas kiri layar untuk memantau frame rate, dan menekan tombol "Tab" untuk melihat ping.

Sama seperti scoreboard, kritik ini mungkin sifatnya minor. Akan tetapi bagi pemain yang sudah terbiasa bermain CS:GO, perubahan ini cukup aneh dan terasa kurang penting.

Baca juga: Game Counter Strike Dipakai untuk Sebar Informasi Konflik Rusia Ukraina

Kesimpulan

Kesimpulannya, Counter-Strike 2 merupakan game shooter dengan mekanisme gameplay yang adiktif dan grafik yang berkualitas.

Sejumlah peningkatan dan perubahan yang diimplementasi seperti granat asap yang lebih realistis tentu membuat CS2 terasa lebih segar dan berbeda.

Namun demikian, CS2 tidak terasa seperti game yang sudah jadi alias "matang". Game ini seolah-olah masih dalam tahap beta atau early access karena banyaknya pemangkasan fitur yang dilakukan.

Yang perlu dicatat, Valve terbilang sangat rajin untuk menggulirkan pembaruan (update) di CS2. Update match demo terbaru misalnya, baru digelontorkan tanggal 9 November kemarin. Update ini juga kerap memiliki ukuran berbeda, dari 100 MB hingga 3 GB.

Tentunya dedikasi Valve patut diacungkan jempol. Akan tetapi, update ini biasanya lebih menyangkut soal fitur-fitur kecil dan bukan konten atau mode baru. Dengan begitu, pemain yang mudah bosan tidak akan puas dengan konten yang ditawarkan CS2.

Nah jika tertarik, pengguna yang ingin bermain Counter-Strike 2 dapat mengunduhnya lewat tautan berikut ini. Spesifikasinya dapat disimak dalam artikel "Spesifikasi Minimum PC untuk Main Counter-Strike 2".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com