Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perangi Hoaks, WhatsApp Batasi Pesan yang Diteruskan

Kompas.com - 22/07/2018, 08:11 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - WhatsApp harus banting tulang untuk menghalau hoaks yang mudah berceceran di platform tersebut. Perusahaan pesan instan ini belakangan mulai melabeli pesan terusan (forwarded), juga tautan yang dicurigai sebagai spam.

Tak cukup sampai disitu, dalam sebuah uji fitur terbaru, WhatsApp juga membatasi pesan yang diteruskan. Apabila nanti telah diterapkan sepenuhnya, para pengguna WhatsApp di ranah global hanya akan bisa meneruskan pesan ke maksimal 20 kontak saja dalam satu waktu.

Baca juga: Ini Tanda Pesan WhatsApp yang Diteruskan dari Orang Lain

Sebelumnya, batasan jumlah kontak yang bisa menerima pesan terusan adalah 250. Batasan baru dengan angka jauh lebih kecil pun diharapkan bisa menekan peredaran pesan berantai yang berpotensi sebagai hoaks.

Ada perlakuan khusus untuk India. Para pengguna WhatsApp di negeri ini -yang jumlahnya mencapai 200 juta- hanya akan bisa meneruskan pesan ke lima kontak dalam satu waktu.

"Kami juga bakal menghapus tombol shortcut untuk meneruskan pesan, yang biasanya ada di samping konten media," sebut WhatsApp dalam sebuah posting blog terkait. Penghapusan shortcut itu berlaku untuk aplikasi WhatsApp di India saja.

WhatsApp belakangan memang mendapat sorotan di India lantaran dituding berperan sebagai medium penyebaran berita bohong. Selain menebar keresahan dan kerusuhan, hoaks di India sudah berujung pada pembunuhan. Pemerintah India pun meminta WhatsApp ikut bertanggung jawab.

Baca juga: Dinilai Picu Pembunuhan, India Ancam Bakal Menindak WhatsApp

Seseorang sedang membaca koran dengan iklan WhatsApp untuk perangi hoaks tampil satu halaman penuh di bagian belakang.Prakash SINGH / AFP Seseorang sedang membaca koran dengan iklan WhatsApp untuk perangi hoaks tampil satu halaman penuh di bagian belakang.

Upaya lain WhatsApp memerangi kabar bohong yang menerpa para penggunanya di India adalah beriklan satu halaman penuh di koran-koran lokal. Isinya tak lain merupakan tips menyaring pesan hoaks dan imbauan tentang apa yang harus dilakukan jika menerima pesan tersebut.

Baca juga: India Minta WhatsApp Pasang Filter Berita Hoaks

Lebih jauh, sebagimana dirangkum KompasTekno dari TechCrunch, Minggu (22/7/2018),  WhatsApp dan Facebook selaku perusahaan induknya dikabarkan berencana menerapkan sistem verifikasi berita bohong yang telah diuji coba di Meksiko.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com