Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Game "F1 Delta Time" Setop Layanan, NFT-nya Jadi Tidak Berharga

Kompas.com - 11/04/2022, 11:31 WIB
Bernad Adi Pramudita,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com -
Salah satu game berbasis blockchain dengan tema balapan, F1 Delta Time, pada Maret lalu menyetop layanannya.

Game ini menjadi salah satu game NFT pertama yang cukup populer. Pengembang game F1 Delta Time, Animoca Brands, mengungkap alasan penutupan game karena tidak lagi memperoleh lisensi resmi dari penyelenggara ajang balap F1.

Animoca Brands menyampaikan kabar penutupan F1 Delta Time melalui REVV Motorsport, tempat ekosistem dimana game tersebut bernaung.

"Dengan berat hati, kami mengumumkan akan menutup F1 Delta Time pada 16 Maret 2022," kata REVV Motorsport dalam akun Twitternya, Selasa (15/3/2022).

Singkatnya, game yang dibangun di atas ekosistem Ethereum itu nantinya akan memberikan pemain mata uang di dalam game, yaitu REVV token, seiring pemain memainkan game ini.

Baca juga: Hacker Bobol Uang Kripto dari Game NFT Senilai Rp 8,9 Triliun

Token tersebut, nantinya dapat digunakan pemain untuk membeli barang koleksi di dalam game, seperti karakter, mobil, dan barang game lainnya yang berupa Non Fungible Token (NFT).

Kehilangan lisensi bagi F1 Delta Time tentu menjadi pukulan berat. Sederhananya, lisensi resmi merupakan daya tarik dari game, serta NFT yang dijual di game ini.

Tanpa lisensi tersebut, minat pemain dalam melakukan pembelian NFT game juga akan turun, karena tidak diakui secara resmi.

Nasib NFT

Usai tutup, artinya habis sudah nasib NFT yang diperdagangkan di dalam game ini dan juga yang sudah dimiliki para pemain. Pengembang game tersebut berencana untuk melakukan kompensasi kepada pemain, lantaran NFT mereka sudah tidak bisa digunakan.

Kompensasi akan dilakukan pengembang melalui game balapan berbasis blockchain lainnya, yang dimiliki perusahaan.

Nantinya, pemain dalam game balap yang lain akan diberikan penggantian seperti Race Pass, atau mobil cadangan di game yang lain. Perusahaan tidak merinci konversi nilai penggantian di game lama ke game baru.

Kasus tutupnya F1 Delta Time di mana NFT di dalamnya menjadi tidak berguna lagi sudah kontra dengan prinsip dari NFT itu sendiri.

Baca juga: Apa itu NFT Gaming, Main Game yang Dibayar Uang Kripto

Non Fungible Token atau NFT sejatinya membuat sebuah benda atau karya apa pun menjadi unik, karena kode identifikasi yang mendasarinya. Karena keunikannya, benda yang dijadikan NFT tidak bisa disamakan dengan benda lain yang juga dijadikan NFT.

Jumlahnya pun tergantung si pembuat NFT. Sebuah NFT bisa jadi satu-satunya di dunia maya, atau dibuat dengan jumlah terbatas. Namun yang jelas, satu NFT dengan yang lain, tidak bisa disamakan.

Terlebih dengan kebijakan pengembang yang memberikan kompensasi kepada pemain dengan memberikan NFT di game yang lain, seolah nilai NFT kedua game dapat disamakan, mengingkari konsep keunikan NFT.

Laporan PCGamer juga menyoroti kompensasi NFT yang dilakukan oleh pengembang game tersebut.

"Kebijakan Animoca memberikan kompensasi patut diapresiasi, namun penggunaan NFT seharusnya menjamin keamanan dan keabadian sebuah objek digital," tulis laporan tersebut.

Baca juga: Bagaimana Regulasi NFT yang Ideal di Indonesia?

Menurut laporan tersebut, tujuan NFT memastikan keamanan/keaslian sebuah benda, dan memastikan bahwa benda tersebut memiliki keunikan yang membuat barang tersebut tetap relevan.

F1 Delta Time sendiri pada tahun 2019 pernah mencatat penjualan NFT termahal, berupa barang koleksi mobil F1 dinamai "1-1-1" yang terjual senilai 415 ETH atau 111.111 dolar AS (hampir Rp 1,5 miliar) dalam nilai konversi sekarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

e-Business
Riset Canalys: Pasar Tablet Naik Tipis, Apple Masih Teratas

Riset Canalys: Pasar Tablet Naik Tipis, Apple Masih Teratas

e-Business
Pertama Kali, Sinyal Bluetooth Bisa Dikirim ke Satelit 600 Km di Orbit

Pertama Kali, Sinyal Bluetooth Bisa Dikirim ke Satelit 600 Km di Orbit

Internet
Tablet Apple iPad Air 2024 Meluncur, Ada Model Layar 13 Inci dan Pakai Chip M2

Tablet Apple iPad Air 2024 Meluncur, Ada Model Layar 13 Inci dan Pakai Chip M2

Gadget
iPad Pro 2024 Meluncur, Tablet Apple Paling Tipis dan Pakai Chip M4

iPad Pro 2024 Meluncur, Tablet Apple Paling Tipis dan Pakai Chip M4

Gadget
Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

Software
Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Jadwal Maintenance 'Honkai Star Rail' Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Jadwal Maintenance "Honkai Star Rail" Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Game
'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

"PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

Game
Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

e-Business
Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 'Supplier' Produk Apple

Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 "Supplier" Produk Apple

e-Business
Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Software
Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Gadget
Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi 'Tuan Rumah Kehormatan' di Tengah Ancaman Pemblokiran

Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi "Tuan Rumah Kehormatan" di Tengah Ancaman Pemblokiran

e-Business
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com