Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah RI Harus Desak Starlink Bangun NAP ketimbang NOC

Kompas.com - 29/05/2024, 12:00 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Layanan internet Starlink milik Elon Musk resmi beroperasi di Indonesia pada pertengah Mei 2024 ini.

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meminta Starlink mematuhi aturan main di Indonesia. Salah satunya Starlink segera membangun Network Operation Center (NOC) di Indonesia.

NOC adalah suatu tempat atau ruangan yang bisa dipakai untuk mengawasi seluruh operasi dan alur trafik data dari suatu jaringan atau internet. Dalam hal ini, NOC akan dapat mengawasi segala operasional dan akses internet Starlink di Indonesia.

Menurut Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi, pembangunan NOC dianggap sangat penting supaya layanan internet Starlink tak digunakan untuk mengakses hal-hal negatif yang melanggar hukum dan aturan perundang-undangan yang berlaku di Tanah Air.

Baca juga: Operator Seluler Minta Pemerintah Adil ke Starlink

Namun, menurut pakar keamanan siber sekaligus Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber (CISSReC) Pratama Persadha, hal yang lebih penting dan mendesak adalah agar Starlink menyediakan Network Access Provider (NAP) di Indonesia.

"NOC ini nggak penting ada di Indonesia, walau memang lebih bagus ada di Indonesia. Namun, yang wajib ada di Indonesia itu (Starlink) menjadi NAP karena ini menjadi sistem yang akan melayani internet masyarakat," kata Pratama ketika berbincang dengan KompasTekno, Selasa (28/5/2024).

Sebagai NAP, maka Starlink bakal menyediakan infrastruktur dasar seperti router, switch, dan konektivitas jaringan yang memungkinkan pertukaran lalu lintas data antar-berbagai jaringan.

Pratama mengibaratkan NAP Starlink sebagai toko wholesale (grosir), sedangkan ISP-ISP/operator seluler di Indonesia sebagai agen penjual atau pengercernya.

Baca juga: Kominfo Pantau Kantor Starlink dan Dugaan Predatory Pricing

Penyedia internet (ISP) dan operator seluler lokal di Indonesia kemudian bisa menggunakan infrastruktur NAP Starlink ini untuk menghubungkan jaringan mereka ke internet global.

Dengan begitu, pelanggan ISP (pengguna internet) bisa mendapatkan akses ke internet global, misalnya mengunjungi situs-situs luar negeri.

Ilustrasi Starlink. SHUTTERSTOCK/HADRIAN Ilustrasi Starlink.
Sebenarnya, di awal, Starlink menjalin kerja sama dengan Telkomsat (penyedia layanan komunikasi milik Telkom Group) untuk menyediakan internet satelit untuk pelanggan korporat (Business to Business/B2B)

Dengan begitu, perusahaan di Indonesia yang mau menggunakan internet satelit Starlink harus melalui Telkomsat, tidak bisa membeli langsung ke Starlink.

Yang terjadi saat ini, Starlink menjual layanan internetnya secara bebas, langsung ke pelanggan individu/rumah (business to consumer/B2C). Pelanggan tinggal memesan layanan internet Elon Musk ini lewat situs.

Menurut Pratama, hal ini bisa menjadi ancaman bagi Indonesia karena Starlink sama sekali tidak menggunakan infrastruktur di dalam negeri.

Baca juga: Menkominfo: Starlink Wajib Buka Kantor Operasional di Indonesia

"Bayangkan Starlink tidak menggunakan infrastruktur yang ada di Indonesia. Artinya, tidak ada pengawasan, monitoring, pembatasan dan lain-lain untuk operasi Starlink di Indonesia," kata Pratama.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com