Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlawanan "Netizen" Lahirkan Masyarakat Anti-"hoax"

Kompas.com - 08/01/2017, 10:49 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pegiat media sosial dan anggota masyarakat sipil melakukan deklarasi Masyarakat Indonesia Anti-Hoax dan sosialiasi soal dampak negatif hoax.

Deklarasi ini menanggapi maraknya peredaran berita palsu alias hoax di media sosial di Indonesia belakangan ini.

Kegiatan yang diadakan di tengah keramaian Car Free Day di Jalan Thamrin, Jakarta, Minggu (8/1/2017),ini diharapkan bisa menarik minat masyarakat agar memakai media sosial secara positif dan tidak menyebarkan berita palsu.

"Harapannya, banyak yang akan tergerak bergabung dalam inisiatif memerangi hoax di masa depan, bisa melalui media, ormas, dan jalur-jalur lain," ujar Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax, Septiaji Eko Nugroho, saat dijumpai KompasTekno di sela acara.

Septiaji mengatakan, inisiatif Masyarakat Indonesia Anti Hoax awalnya bermula dari perlawanan netizen Tanah Air yang berupaya memerangi hoax secara sporadis dengan membentuk grup-grup anti-hoax di media sosial.

Beberapa grup yang lahir karena gerah dengan maraknya hoax, antara lain Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci. Empat grup ini semuanya terdapat di Facebook.

Gerakan yang mulai bergulir ini lantas disatukan dalam wadah komunitas Masyarakat Indonesia Anti Hoax untuk melebarkan jangkauan hingga turut mencakup ranah online, dengan kegiatan, seperti sosialisasi dan workshop soal perlawanan terhadap hoax.

Komunitas Masyarakat Indonesia Anti Hoax tersebar dan aktif di berbagai daerah lain di Indonesia. Selain Jakarta, deklarasi Masyarakat Anti Hoax dan sosialisasi turut digelar serentak pada hari yang sama di Surabaya, Semarang, Solo, Wonosobo, dan Bandung.

Lebih lanjut, Septiaji menerangkan bahwa komunitas Masyarakat Indonesia Anti-Hoax di masing-masing daerah bergerak secara independen sesuai dengan pendekatan yang diperlukan.

"Jadi, misalnya di Yogyakarta pendekatannya lebih mengarah ke budaya, Surabaya lebih ke akademis. Semuanya beroperasi independen, kami hanya koordinasi," jelasnya.

Baca: Cegah Hoax, Situs Berita Online Akan Ditandai Barcode

Upaya menapis

Masyarakat Indonesia Anti Hoax turut menggandeng sejumlah tokoh masyarakat sebagai duta anti-hoax, di antaranya Intelektual Muslim Profesor Azyumardi Azra dan Profesor Komarudin Hidayat, Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta Rm V Adi Prasodjo, sineas Nia Dinata, sastrawan Goenawan Mohamad, pegiat sosial Anita Wahid, dan tokoh anti-korupsi Erry Riyana Hardjapamekas.

Bagaimana untuk ikut serta memerangi hoax? Septiaji menganjurkan agar bergabung dengan sejumlah grup anti-hoax yang tersebar di media sosial seperti Facebook.

Baca: Cara Melaporkan Berita Hoax di Facebook, Google, dan Twitter

Selain itu, bisa juga melaporkan hoax lewat situs Turn Back Hoax di alamatdata.turnbackhoax.id.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Huawei MateBook X Pro 2024 Meluncur, Laptop yang Ramping dan Tangguh

Huawei MateBook X Pro 2024 Meluncur, Laptop yang Ramping dan Tangguh

Gadget
Arloji Pintar Huawei Watch Fit 3 Meluncur di Asia, Harga Rp 2 Jutaan

Arloji Pintar Huawei Watch Fit 3 Meluncur di Asia, Harga Rp 2 Jutaan

Gadget
4 Cara Membuat Link WhatsApp dengan Mudah buat Chat Langsung Tanpa Simpan Nomor

4 Cara Membuat Link WhatsApp dengan Mudah buat Chat Langsung Tanpa Simpan Nomor

e-Business
WD Perkenalkan SSD Eksternal SanDisk Desk Drive 8 TB

WD Perkenalkan SSD Eksternal SanDisk Desk Drive 8 TB

Hardware
Mengulik Kemampuan Fredrinn, Hero 'Tank' Mobile Legends yang Sering Dipasang Jadi 'Jungler'

Mengulik Kemampuan Fredrinn, Hero "Tank" Mobile Legends yang Sering Dipasang Jadi "Jungler"

Game
HP iQoo Z9 5G dan Z9x Rilis di Indonesia 21 Mei, Intip Spesifikasinya

HP iQoo Z9 5G dan Z9x Rilis di Indonesia 21 Mei, Intip Spesifikasinya

Gadget
HMD Siapkan 'HMD Arrow', HP Buatan Sendiri untuk Pasar India

HMD Siapkan "HMD Arrow", HP Buatan Sendiri untuk Pasar India

Gadget
Cara Kirim E-mail Gmail ke Banyak Alamat Sekaligus

Cara Kirim E-mail Gmail ke Banyak Alamat Sekaligus

Software
Microsoft Tutup 4 Studio Game, Termasuk Pembuat Game Populer 'Redfall'

Microsoft Tutup 4 Studio Game, Termasuk Pembuat Game Populer "Redfall"

e-Business
5 Konsol Game yang Tidak Laku di Pasar, Dua di Antaranya dari Nintendo

5 Konsol Game yang Tidak Laku di Pasar, Dua di Antaranya dari Nintendo

Game
Orang Terkaya Dunia Elon Musk Tak Hanya Jadi Bos Tesla dan SpaceX, Ini Bisnis Lainnya

Orang Terkaya Dunia Elon Musk Tak Hanya Jadi Bos Tesla dan SpaceX, Ini Bisnis Lainnya

e-Business
Wawancara Eksklusif Kompas.com dengan CEO Microsoft Satya Nadella, Ungkap Manfaat AI di Indonesia

Wawancara Eksklusif Kompas.com dengan CEO Microsoft Satya Nadella, Ungkap Manfaat AI di Indonesia

e-Business
Iklan iPad Pro Diprotes Warganet, Apple Minta Maaf

Iklan iPad Pro Diprotes Warganet, Apple Minta Maaf

Internet
Fitur Mirip Circle to Search Android Hadir di iPhone 15

Fitur Mirip Circle to Search Android Hadir di iPhone 15

Software
Sejarah DJI, Penguasa Pasar 'Drone' yang Berawal dari Kamar Kos

Sejarah DJI, Penguasa Pasar "Drone" yang Berawal dari Kamar Kos

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com