KOMPAS.com - Pemerintah China belakangan memperketat pengawasan terhadap perusahaan teknologi raksasa di dalam negerinya dengan aturan anti-monopoli baru. Perusahaan fintech milik miliarder Jack Ma, Ant Group Co., jadi salah satu perusahaan yang jadi target.
Bahkan, Regulator Keuangan China sampai memaksa perusahaan afiliasi Alibaba ini untuk merombak bisnisnya, pada akhir Desember 2020 lalu. Akibatnya, valuasi Ant Group harus anjlok.
Hal ini terungkap dari dokumen pengajuan peraturan yang disampaikan oleh manajer aset AS Fidelity Investments, yang juga merupakan salah satu investor besar di belakang Ant Group.
Dalam dokumen tersebut, Fidelity Investments menilai valuasi Ant Group turun hampir 50 persen, yakni di angka 144 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.076 triliun) pada akhir Februari 2021.
Padahal pada Agustus 2020, valuasi perusahaan fintech milik Jack Ma itu masih bernilai 295 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 4.253 triliun.
Baca juga: Jack Ma Terancam Ditendang dari Perusahaan Miliknya Sendiri
Baik Ant Group maupun Fidelity Investments belum memberikan komentar terkait anjloknya valuasi perusahaan fintech milik Jack Ma tersebut, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Reuters, Rabu (5/5/2021).
Orang terkaya kedua di China versi Bloomberg itu mengatakan sistem regulasi di China menghambat inovasi dan harus direformasi untuk mendorong pertumbuhan.
Pernyataan itu diucapkan Ma dalam sebuah acara di Shanghai 24 Oktober 2020 lalu yang dihadiri oleh regulator dan politisi China.
Pada November 2020, Ant Group dijadwalkan untuk melantai di bursa saham Shanghai pada November 2020.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.