Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Inilah Borosnya Listrik Penambangan Bitcoin

Kompas.com - 09/09/2021, 09:31 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Untuk mendapatkan Bitcoin, komputer yang digunakan para penambang harus mampu memecahkan soal matematika yang melibatkan serangkaian perhitungan algoritma rumit.

Proses pemecahan itulah yang disebut dengan mining atau penambangan.

Untuk menambang, dibutuhkan komputer yang tangguh dan selalu beroperasi agar penambang bisa mendapat imbalan berupa keping Bitcoin, setiap kali blok baru ditambah ke blockchain untuk mencatat transaksi.

Bayangkan jika serangkaian proses itu dilakukan banyak orang dan perusahaan, listrik yang dibutuhkan pun akan semakin besar.

Belum lagi, ada kemungkinan satu orang bisa memasang banyak perangkat. Sebab, semakin banyak komputer yang dipasang, semakin besar pula peluangnya untuk mendapat kepingan Bitcoin.

Baca juga: Penambang Bitcoin Diciduk gara-gara Curi Listrik di Kantor Polisi

Jaringan Bitcoin pun dirancang untuk membuat soal semakin sulit dipecahkan oleh miner.

Sehingga, miner akan memasang lebih banyak perangkat komputer dengan spesifikasi tinggi, terutama GPU agar bisa cepat memecahkan perhitungan algoritma dan memenangkan persaingan.

Semakin banyak peserta, maka permainan akan semakin sulit, persaingan akan semakin ketat, dan pasokan listrik yang dibutuhkan akan semakin banyak.

Karena semakin populer, semakin banyak pula orang menambang mata uang kripto. Sehingga kebutuhan mesin yang digunakan untuk menambang pun semakin tinggi.

Para penambang membutuhkan perangkat khusus yang tangguh, ruangan yang besar dan daya pendinginan yang cukup untuk menjaga suhu perangkat karena beroperasi selama 24 jam.

Tentu hal itu membutuhkan banyak uang dan pasokan listrik pula. Tidak hanya konsumsi listrik yang boros, penambangan Bitcoin juga banyak menghasilkan sampah elektronik.

Hal itu disebabkan oleh perangkat keras yang cepat rusak karena bekera terus menerus.
Usia mesin rata-rata hanya 1,5 tahun.

Dirangkum KompasTekno dari Digiconomist, Kamis (9/9/2021), sampah elektronik dari aktivitas penambangan Bitcoin mencapai 8,21 kiloton per tahun per 7 September. Pada bulan Juni 2021, sampah elektronik dari Bitcoin menghasilkan 15,15 kiloton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com