KOMPAS.com - Sepanjang pekan ini, Iran tengah menghadapi gelombang protes dari warganya terkait kematian Mahsa Amini (22). Mahsa Amini adalah perempuan yang tewas dalam tahanan pada Jumat (16/9/2022), usai ditangkap polisi moral, karena tak memakai hijab dengan benar.
Kini, di tengah gelombang demonstrasi untuk memprotes kematian Mahsa Amini, Iran dilaporkan mengalami "kiamat" internet. Pasalnya, layanan internet di beberapa kota di Iran dilaporkan tumbang. Alhasil, koneksi maupun kualitas layanan internet di Iran menurun bahkan mati total.
Kiamat internet ini dikhawatirkan membatasi warga Iran untuk mengekspresikan ketidakpuasannya atas situasi politik di negaranya, serta membatasi mereka berkomunikasi secara bebas.
Baca juga: Blokir Vimeo dan Reddit Bakal Dibuka jika Daftar PSE Kominfo
Kiamat internet di Iran pasca-protes kematian Mahsa Amini dilaporan langsung oleh NetBlocks, salah satu organisasi pemantau internet global.
Dalam serangkaian twit, Netblocks melaporkan perkembangan terkini dari gangguan internet di Iran sepanjang minggu ini.
Kiamat internet di Iran di awali dengan gangguan internet sebagian di ibu kota negara Iran, Teheran pada Jumat 16 September 2022, bertepatan dengan kematian Mahsa Amini. Pada Jumat yang sama, protes atas kematian Mahsa Amini pertama kali pecah.
Menurut data Netblocks, koneksi internet di Teheran turun ke 67 persen pada Jumat. Akses warga Iran ke platform media sosial seperti Instagram dan WhatsApp juga mulai dibatasi.
?? Confirmed: A significant internet outage has been registered in Tehran, #Iran with real time network data showing connectivity at 67% of ordinary levels; the incident comes amid protests over the death of Mahsa Amini and may affect coverage of events on the ground ???? pic.twitter.com/a8fjaaLoYG
— NetBlocks (@netblocks) September 16, 2022
Sejak Senin 19 September, gelombang protes atas kematian Mahsa Amini itu menjalar ke berbagai kota Iran lainnya. Bersamaan dengan itu, pengguna internet juga melaporkan pelambatan parah dan pemutusan koneksi internet di beberapa wilayah lainnya, seperti Kurdistan, misalnya.
Baca juga: Iran Blokir Aplikasi Signal Setelah Jumlah Pengguna Melonjak
Menurut data metrik Netblocks, konektivitas internet mati total (0 persen) di dan sekitar Sanandaj, ibu kota Provinsi Kurdistan di Iran barat pada Senin 19 September 2022.
?? Confirmed: Real-time network data show a near-total disruption to internet connectivity in #Sanandaj, the capital of Kurdistan Province in west #Iran; the incident comes amid widening protests over the death of #MahsaAmini after her arrest by morality police ???? pic.twitter.com/wZVHJjgpiR
— NetBlocks (@netblocks) September 19, 2022
Tak hanya koneksi internet yang menurun atau mati total, platform media sosial Instagram dan WhatsApp juga diblokir pasca-pecahnya demonstrasi untuk memprotes kematian Mahsa Amini.
Menurut laporan Netblocks, akses ke Instagram diblokir total pada Rabu 21 September 2022. Sementara akses ke aplikasi perpesanan WhatsApp diblokir oleh beberapa penyedia internet Iran pada hari yang sama.
Sedangkan jejaring sosial macam Twitter dan Facebook sudah dilarang di Iran selama bertahun-tahun.
?? Confirmed: Access to Instagram, one of the last available social media platforms in #Iran, has been restricted amid protests over the death of #MahsaAmini; live metrics show frontends and CDNs now disrupted on multiple internet providers
???? Background: https://t.co/8cCHIJA2Oi pic.twitter.com/PmNQOIGMDg
— NetBlocks (@netblocks) September 21, 2022
Jaringan internet seluler seperti dari MCI, operator seluler terkemuka Iran, dilaporkan ikut terganggu. Sehingga banyak pengguna internet yang benar-benar offline. Mengingat negara Iran sangat bergantung pada layanan seluler.
Baca juga: Dukungan Google, Twitter, Instagram dkk atas Aksi Protes Kematian George Floyd
Menurut Netblocks, gangguan internet yang terjadi di Iran tersebut memengaruhi konektivitas pada lapisan jaringan. Pada umumnya, gangguan macam itu tidak dapat diakali dengan Virtual Private Network (VPN) atau penggunaan software untuk menembus pemblokiran.
Ini bukan pertama kalinya warga Iran mengalami "kiamat" internet. Menurut Netblocks, pemerintah Iran telah melakukan pemadaman internet dalam beberapa tahun terakhir dengan tujuan tertentu. Salah satu tujuannya adalah untuk kontrol informasi.
Misalnya, investigasi Netblocks menunjukkan, pemutusan internet secara nasional di Iran pada November 2019 lalu dilakukan akibat meluasnya protes publik akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Setelah kiamat internet selama seminggu, akses internet di Iran berangsur-angsur pulih.
NetBlocks pun mengecam pemutusan internet sebagai respons untuk melawan protes. Mengingat dampaknya yang tidak sebanding dengan hak-hak dasar manusia, termasuk kebebasan berekspresi dan kebebasan berkumpul, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari situs resmi Netblocks, Kamis (22/9/2022).
Guardian mewartakan pada Jumat (16/9/2022), saksi mata melaporkan bahwa Amini dipukuli di mobil polisi, tuduhan yang dibantah polisi.
Baca juga: Polisi Datangi Kantor Twitter India gara-gara Kicauan yang Diberi Label
Keluarga Amini diberitahu bahwa korban dibawa ke rumah sakit beberapa jam setelah penangkapannya. Dia kemudian dipindahkan ke unit perawatan intensif di rumah sakit Kasra.
Menurut Hrana, sebuah organisasi hak asasi manusia Iran, keluarga Amini diberitahu selama penangkapannya bahwa dia akan dibebaskan setelah "sesi pendidikan ulang". Polisi kemudian mengatakan bahwa Amini menderita serangan jantung.
Namun, keluarga Amini membantahnya, dan mengatakan dia sehat dan tidak mengalami masalah kesehatan apa pun. Amini mengalami koma setelah tiba di rumah sakit, kata keluarganya, menambahkan bahwa mereka diberitahu oleh staf rumah sakit bahwa wanita Iran itu mengalami mati otak.
Foto Amini terbaring di ranjang rumah sakit dalam keadaan koma dengan perban di sekitar kepalanya dan tabung pernapasan telah beredar di media sosial. Mahsa Amini meninggal di rumah sakit tiga hari setelah dia ditangkap.
Hal ini yang lantas menyulut protes dan demonstrasi warga Iran, diikuti pemutusan internet di beberapa kota di Iran selama sepekan terakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.