Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reaksi Zuckerberg Saat Dicecar soal Medsos Eksploitasi Anak

Kompas.com - Diperbarui 05/02/2024, 07:39 WIB
Lely Maulida,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber Yahoo News

KOMPAS.com - CEO Meta, Mark Zuckerberg, hadir dalam sidang Senat Amerika Serikat (AS) pada Rabu (31/1/2024) waktu setempat. Di sana, ia dicecar banyak pertanyaan perihal "Teknologi Besar dan Krisis Eksploitasi Seksual Anak Online".

Sidang itu digelar menyusul protes orangtua dan anggota parlemen AS karena menilai perusahaan media sosial seperti Meta tidak melakukan upaya yang memadai untuk mencegah bahaya internet bagi anak-anak.

Misalnya memblokir predator seksual hingga mencegah praktik bunuh diri di kalangan remaja.

Sidang itu juga dihadiri oleh para orangtua yang anaknya menjadi korban eksploitasi di media sosial. Para orangtua yang hadir dalam sidang itu mengangkat foto anak-anaknya.

Menurut Senat, Instagram memiliki peran terhadap praktik ekploitasi hingga bunuh diri anak-anak. Mendapat teguran dan pertanyaan tersebut, Zuckerberg pun berdiri di hadapan para orangtua yang hadir dan menyatakan permintaan maaf.

"Saya minta maaf atas semua yang sudah Anda lalui. Tidak ada yang ingin mengalami kesulitan seperti yang dialami keluarga Anda," kata Zuckerberg setelah didesak anggota Senat untuk meminta maaf.

Baca juga: Bos Facebook Mark Zuckerberg Bangun Rumah di Hawaii, Ada Bunker Bawah Tanah

CEO Meta, Mark Zuckerberg dalam sidang bersama Senat ASBBC CEO Meta, Mark Zuckerberg dalam sidang bersama Senat AS

 

"Inilah sebabnya kami berinvestasi cukup banyak dan akan terus melakukan upaya untuk memastikan tidak ada seorang pun mengalami hal yang Anda alami," lanjut bos Meta itu.

Dalam kesempatan itu, pria yang akrab disapa Zuck tersebut dicecar sejumlah pertanyaan. Salah satunya soal opsi untuk melihat konten pelecehan seksual anak-anak.

"Tuan Zuck, apa yang Anda pikirkan?" kata Senator Ted Cruz sembari menunjukkan peringatan Instagram soal konten pelecehan seksual terhadap anak-anak disertai opsi untuk melihatnya.

Menurut Zuckerberg, konten semacam itu bisa saja berguna sebagai edukasi. Oleh karena itu, pihaknya memberikan opsi untuk melihat konten tersebut, tidak sekadar menutupnya.

"(Itu) sering kali bermanfaat, untuk membantu mengarahkan mereka menuju sesuatu yang bisa berguna, tidak sekadar menutupnya," ujar Zuck.

Meski begitu, pendiri Facebook tersebut berjanji bakal memeriksanya lagi lebih lanjut.

Zuckerberg juga mendukung saran Senat soal verifikasi usia di platform media sosial miliknya. Walaupun dia yakin bahwa urusan ini lebih pas dikelola oleh toko aplikasi.

Menyusul sidang itu Senat AS mengusulkan rancangan undang-undang yang fokus pada perlindungan anak secara online. Salah satunya yaitu Kids Online Safety Act.

Undang-undang ini diusulkan demi melindungi informasi pribadi anak di bawah umur di internet, menonaktifkan fitur-fitur yang adiktif, serta mengecualikan pengguna di bawah umur dari rekomendasi konten berbasis algoritma, dihimpun KompasTekno dari Yahoo News, Jumat (2/2/2024).

Baca juga: Demi AI Setara Manusia, Mark Zuckerberg Borong 350.000 GPU Nvidia

Digugat 33 negara bagian AS

Selain kekhawatiran di atas, Meta juga menghadapi gugatan dari puluhan negara bagian AS. Musababnya, Instagram dinilai memicu krisis kesehatan mental dan membuat anak-anak kecanduan, khususnya kalangan remaja.

Dalam sidang bersama Senat, Zuck berdalih bahwa Meta memiliki 40.000 staf yang bekerja di divisi "kepercayaan dan keselamatan". Dia juga membantah investigasi Wall Street Journal pada 2021 yang menyebutkan bahwa Meta sebenarnya sadar jika Instagram berdampak negatif pada kesehatan mental remaja.

Namun, Zuck menegaskan, pihaknya mencermati hasil investigasi tersebut.

Cara menonaktifkan komentar di Instagram.Unsplash/Brett Jordan Cara menonaktifkan komentar di Instagram.

Adapun gugatan ke Meta dilayangkan 33 negara bagian AS, termasuk California dan New York, pada Selasa (24/10/2023) waktu AS.

Meta digugat karena Instagram dianggap memicu krisis kesehatan mental pengguna, khususnya kalangan remaja. Instagram juga dinilai membuat remaja kecanduan.

Selain membuat kecanduan, Meta juga dituduh menyesatkan pengguna soal bahaya media sosial bikinannya.

Pasalnya, perusahaan itu dinilai sengaja mendorong anak-anak dan remaja ke media sosial yang membuatnya kecanduan. Motifnya, tak lain demi keuntungan perusahaan.

"Meta memanfaatkan teknologi yang kuat dan belum pernah ada sebelumnya untuk memikat, melibatkan hingga akhirnya menjerat kalangan muda dan remaja," demikian keterangan dalam dokumen yang diajukan ke pengadilan Oakland, California.

Singkatnya, Meta dituduh berupaya memastikan bahwa kalangan muda menghabiskan waktu sebanyak mungkin di media sosial miliknya. Padahal, Meta dinilai paham bahwa remaja rentan akan pengakuan dan likes dari pengguna lain atas konten yang diunggah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com