5G bahkan digadang-gadang mampu menyediakan kecepatan data hingga 20 kali lebih cepat dibanding 4G.
Hal ini tentu berperan besar terhadap proses perkembangan industri bisnis di berbagai sektor, mulai dari manufaktur dan pemantauan jarak jauh, kontrol lalu lintas secara real-time, serta masih banyak lagi.
Meski mengalami sejumlah peningkatan yang jauh lebih baik dibanding 4G, kehadiran 5G tidak serta-merta menggeser posisi 4G.
Hal ini disebabkan 5G dibangun di atas jaringan 4G itu sendiri, dengan menggunakan radio dan perangkat lunak yang telah diperbarui.
"Bagi berbagai operator di setiap negara, LTE adalah dan akan terus menjadi fondasi (jaringan seluler) setidaknya untuk 10 tahun mendatang," ujar laporan GSMA.
Selain itu, penggunaan 4G masih akan banyak digunakan khususnya di wilayah pedesaan. Hal ini sangat mungkin, mengingat infrastruktur 5G masih berfokus pada wilayah perkotaan.
Baca juga: 5G Membuat Perilaku Konsumsi Streaming Video Berubah
Sebuah unggahan yang dibagikan di media sosial pada 2020 mengeklaim bahwa 5G merupakan penyebab dari kasus kematian yang menimpa ratusan burung di Belanda.
Pengguna Facebook bernama Tim Emslie yang menyatakan hal tersebut juga mengunggah foto ratusan burung mati di sebuah jalan raya.
Emslie menduga bahwa kejadian janggal tersebut disebabkan oleh jaringan 5G yang baru saja dibangun di sisi lain tempat kejadian.
Namun, unggahan tersebut rupanya merupakan hasil rekayasa Emslie. Foto ratusan burung mati tersebut merupakan foto dari insiden yang terjadi pada 2019 di Anglesey, Wales.
Menurut keterangan tim kepolisian Wales Utara, burung-burung ini mati setelah menabrak dan melukai diri mereka sendiri di semak-semak terdekat.
Penyebab kematian burung tersebut kemungkinan karena burung berupaya menghindari cuaca buruk atau hewan liar di daerah tersebut, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Reuters, Jumat (28/5/2021).
Baca juga: Ponsel Oppo yang Bisa Terhubung Jaringan 5G Telkomsel
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.