Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WhatsApp Jadi Tempat Favorit Penipu Sebar Link Berbahaya

Kompas.com - 18/07/2021, 08:01 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber Kaspersky

KOMPAS.com - Perusahaan keamanan siber, Kaspersky, melakukan riset terhadap sejumlah aplikasi perpesanan yang kerap digunakan untuk menyebar tautan atau link berbahaya, seperti phishing untuk mengelabui korban.

Dari beberapa platform yang diteliti, tautan berbahaya paling banyak dikirim melalui WhatsApp. Persentasenya sekitar 86 persen, jauh lebih tinggi dibanding Telegram di urutan kedua dengan persentase 5,6 persen, Viber 4,7 persen dan Hangouts kurang dari 1 persen.

Secara global, Kaspersky mencatat ada 91.242 tautan phishing yang beredar di seluruh aplikasi chatting selama Desember 2020 hingga Mei 2021.

Kaspersky menilai bahwa banyaknya tautan yang beredar di WhatsApp dibanding platform lain dikarenakan WhatsApp memiliki jumlah pengguna terbanyak di dunia.

Menurut situs Backlinko, WhatsApp memiliki dua miliar pengguna di seluruh dunia dan menjadi aplikasi perpesanan yang paling banyak digunakan. Lebih dari 100 miliar pesan dikirim via WhatsApp setiap harinya.

Kembali ke laporan Kaspersky, tautan berbahaya di WhatsApp paling banyak ditemukan di Rusia dengan persentase 42 persen, diikuti Brazil 17 persen, dan India 7 persen.

Porsi yang hampir mirip juga ditemukan untuk Telegram. Tautan berbahaya yang dikirim via Telegram paling banyak ditemukan di Rusia dengan persentase 56 persen, disusul India 6 persen, dan Turki 4 persen.

Baca juga: Cara Membagikan Link YouTube ke Status WhatsApp

Tingginya persentase di Rusia, kemungkinan disebabkan popularistas Telegram yang semakin naik di sana. Sementara itu, Viber dan Hangouts memiliki persentase yang sangat kecil dibanding platform lain.

Untuk Viber, tautan berbahaya paling banyak ditemukan di Rusia dengan persentase 89 persen, Ukraina 5 persen, dan Belarus 2 persen.

Sedangkan Hangouts, tautan berbahaya paling banyak ditemukan di Amerika Serikat dengan persentase 39 persen dan Perancis 39 persen.

Banyak ditemukan di Brasil dan India

Dalam hal jumlah serangan phishing yang diterima tiap pengguna WhatsApp, Brasil dan India menjadi negara yang paling banyak. Berdasarkan data yang tercatat, ada 177 serangan phishing yang diterima pengguna WhatsApp di Brasil dan 158 serangan di India.

Sementara itu di Rusia, tiap pengguna mendapat 79 serangan tautan phishing di Telegram dan 305 serangan untuk tiap pengguna Viber.

"Data statistik menunjukkan bahwa serangan phishing lewat aplikasi perpesanan masih menjadi yang paling populer di kalangan penipu," jelas Tatyana Shcherbakova, Senior Web Content Analyst di Kaspersky.

Menurut Shcherbakova, salah satu faktor tingginya jumlah tautan berbahaya yang disebar di aplikasi chatting, disebabkan oleh popularitas platform tersebut.

Shcherbakova mengatakan, butuh kecermatan ekstra untuk mengidentifikasi apakah tautan yang diterima mengandung phishing atau tidak. Sebab, perbedaan antara tautan yang aman dan phishing sangat kecil secara kasat mata.

Baca juga: Ini yang Akan Terjadi Kalau Keluar Grup WhatsApp Lebih dari 2 Kali

"Kewaspadaan yang dikombinasikan dengan teknologi anti-phishing adalah cara jitu untuk memerangi phishing di aplikasi messenger," jelas Shcherbakova, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari halaman resmi Kaspersky, Minggu (18/7/2021).

Ada beberapa tips yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi apakah tautan yang disematkan dalam sebuah pesan, berbahaya atau tidak.

  1. Waspada dan cermat, cari kesalahan ejaan atau kejanggalan lain di tautan. Meskipun alamat tautan seolah-olah asli, namun, kemungkinan ada ejaan yang diplesetkan, seperti mengganti huruf dengan angka dan semacamnya.
  2. Jangan membagikan chat berisi tautan mencurigakan ke kontak lain. Menurut Kaspersky, para penipu memanfaatkan skema "pesan berantai" agar si penerima lebih merasa yakin jika menerima pesan dari kontak yang dikenal.
  3. Banyak penipu yang memanfaatkan aplikasi chat seperti WhatsApp untuk berkomunikasi dengan target yang mereka temukan di sumber terpercaya, seperti platform marketplace dan layanan pemesanan akomodasi.
  4. Munculkan rasa curiga, sekalipun tautan dikirim oleh teman dan kerabat dekat. Sebab ada kemungkinan, akun mereka dibajak.
  5. Tidak ada salahnya untuk menggunakan teknologi tambahan untuk mencegah pengguna terjebak di tautan phishing.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Kaspersky


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com