Itulah yang kemungkinan besar menyebabkan pengguna mulai merasa minim diskon dan promo ketika membeli makanan via OjolFood. Sehingga total harga yang dibayarkan menjadi naik dari sebelum-sebelumnya.
Semakin langkanya modal untuk bakar duit itu diperparah dengan startup yang dituntut untuk mulai mendatangkan keuntungan.
"Karena tadi sudah nggak bisa bakar duit, investor menuntut road to profitability (jalan menuju profitabilitas)," kata Yuswohady.
Rumus sederhana untuk menghitung laba adalah mengurangi pendapatan (revenue) dengan biaya operasional perusahaan (operating cost). Bila hasilnya positif, itu merupakan keuntungan. Sedangkan bila hasilnya negatif, itu disebut kerugian.
Nah, Yuswohady menjelaskan, yang dilakukan startup saat ini adalah mulai memangkas biaya operasionalnya untuk semakin mendorong kemungkinan memperoleh laba.
Biaya operasional ini termasuk subsidi untuk promo (diskon, cashback, gratis ongkos kirim) dan gaji yang "tinggi" untuk sumber daya manusianya.
Baca juga: Pengamat: GoFood-GrabFood Ciptakan Ketergantungan, Tetap Dipakai Meski Harganya Jadi Normal
Yuswohady mengatakan, dua itu membebankan biaya operasional startup. Tak heran bila kini, startup mulai memangkas promo dan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya.
"Ketika capital (modal) sulit dan permintaan untuk profitabilitas tinggi, maka kemudian subsidi itu kemudian dihilangkan. Sehingga dampaknya adalah harganya naik," kata Yuswohady.
Menurut Yuswohady, platform akhirnya mulai menyetop subsidi dan justru membebankan biaya tersebut ke pada pelanggannya.
Misalnya, pengguna GoFood perlu membayar biaya jasa aplikasi (platform fee) dan biaya pengemasan (packaging charge) yang besarannya berbeda-beda bergantung dengan toko atau merchant yang dipilih.
Pantaun KompasTekno, platform fee yang dikenakan biasanya sekitar Rp 3.000 hingga Rp 4.000. Sementara packaging fee mulai dari Rp 1.000 bahkan ada yang Rp 7.500.
Untuk GrabFood, pelanggan kini dibebankan biaya pemesanan (order fee) dan biaya pengemasan (packing fee), yang besarannya beragam bergantung dengan merchant yang dipilih.
Baca juga: Ini Sebab Harga Makanan di Ojol Food Lebih Mahal di Aplikasi Dibanding Resto
Sedangkan, konsumen ShopeeFood kini dibebankan biaya layanan dan biaya tambahan untuk restoran.
Jadi, sebenarnya, fenomena harga layanan OjolFood saat ini lebih tepatnya disebut menjadi normal.
"Kondisi yang kemarin-kemarin jangan berharap lagi, karena dulu itu tidak normal. (Harga OjolFood) yang dulu itu murah karena disubsidi," kata Yuswohady.
"Bila harga sudah "normal", mau nggak mau, konsumen akan tetap pakai (layanan OjolFood) karena sudah ketergantungan," lanjut dia.
Baca juga: Saat Pengguna GoFood dan GrabFood Keluhkan Tingginya Selisih Harga di Aplikasi dengan Resto...
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.