Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Korea Selatan Kirim 5.000 Flash Disk ke Korea Utara, Isinya Drakor dan Lagu K-Pop

Kompas.com - Diperbarui 08/06/2024, 07:18 WIB
Ristiafif Naufal,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com- Di tengah ketegangan di Semenanjung Korea, kelompok pembelot Korea Utara (Korut) di Seoul, Fighters for a Free North Korea, mengumumkan bakal mengirim lebih banyak lagi selebaran dan salinan digital lagu K-pop ke Korea Utara.

Tindakan tersebut merupakan tanggapan terhadap provokasi yang baru-baru ini dilakukan oleh Korea Utara pekan lalu, dengan cara mengirimkan balon berisi berbagai macam kotoran hewan dan sampah ke Korea Selatan.

Kelompok Fighters for a Free North Korea kabarnya berencana untuk membalas balon dari Korut dengan mengirimkan 200.000 selebaran dan 5.000 flash disk yang berisi drama Korea (drakor) serta lagu-lagu dari Lim Young-woong, penyanyi yang sangat populer di Korea Selatan.

Para pembelot dari Korea Utara yang tergabung di dalam kelompok tersebut dikabarkan berniat untuk memulai pengiriman selebaran dan flash disk pada Kamis 6 Juni 2024 nanti, yang bertepatan dengan Memorial Day di Korea Selatan.

"Kim Jong-un (Pemimpin Korea Utara) mengirimkan sampah kepada rakyat Korea Selatan, tetapi kami para pembelot akan mengirimkan cinta dan kebenaran kepada kompatriot kami di Utara," ujar Park Sang-hak, seorang pemimpin kelompok pembelot dari Korut tersebut. 

Baca juga: K-pop The Show Resmi Meluncur, Game untuk Pencinta Idol Korea Selatan

Selebaran-selebaran anti Korut yang dibagikan oleh kelompok pembelot Korea Utara, Fighters for a Free North Korea, selama ini memang telah menimbulkan kontroversi di Korea Selatan.

Pada Oktober 2014 misalnya, kelompok tersebut melepaskan balon dari wilayah perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara di Paju, sekitar 40 kilometer sebelah barat laut kota Seoul, menyulut reaksi keras dari militer kedua negara di Semenanjung Korea.

Tentara Korea Utara merespons dengan menembak balon yang dikirim dari para pembelot tersebut, yang kemudian disusul dengan tembakan balasan dari militer Korea Selatan. Meski begitu, beruntung insiden tersebut tidak menimbulkan kerusakan dari kedua belah pihak.

Dua minggu kemudian, kelompok pembelot itu kembali ke tempat yang sama untuk mengirim lebih banyak selebaran ke Korut, tindakan ini membuat penduduk Paju merasa geram sebab hal tersebut dapat mengganggu mata pencaharian mereka.

Baca juga: Militer Korea Selatan Bakal Larang iPhone, Dianggap Kurang Aman

Aksi melepaskan balon yang berisikan selebaran-selebaran kemudian dilarang oleh pemerintahan Moon Jae-in, yang saat itu terpilih menjadi Presiden Korea Selatan pada tahun 2017, serta perbuatan tersebut pun telah diputuskan inkonstitusional tahun lalu.

Thae Yong-ho, anggota parlemen Korea Selatan yang juga merupakan pembelot dari Korea Utara, mengatakan dalam wawancaranya bahwa dia secara pribadi mengecam aksi semisal yang dilakukan secara terbuka. Ia menambahkan, hal semacam itu harusnya dilakukan secara tertutup.

Korea Utara akan berhenti mengirim balon sampah

Korea Utara mengumumkan pada Minggu 2 Juni, bahwa mereka akan menghentikan pengiriman balon yang membawa sampah ke Korea Selatan. Namun, mereka bersumpah akan melanjutkan tindakannya itu bila selebaran anti Korea Utara kembali memasuki langit mereka.

Wakil Menteri Pertahanan Korea Utara, Kim Kang Il, menyatakan melalui media pemerintah KCNA bahwa Korea Selatan telah mengalami kesulitan besar dalam mengumpulkan 15 ton sampah yang dikirim Korea Utara menggunakan 3.500 balon.

Baca juga: Netizen Kecewa, Indonesia Menggema di Medsos X Korea Selatan

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Reuters, Selasa (4/6/2024), Korea Selatan menyebut akan mengambil tindakan tegas yang "tidak dapat ditoleransi" terhadap Korea Utara atas pengiriman balon sampah yang melewati perbatasan negaranya.

Kabarnya, tindakan tersebut mencakup pemutaran propaganda melalui pengeras suara yang diarahkan ke Korea Utara dan pernah dilakukan sebelumnya, tapi pada 2018 sempat dihentikan setelah Korsel dan Korut mengadakan pertemuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com