KOMPAS.com - Dunia smartphone masa kini bisa dibilang didominasi oleh segelintir brand besar. Namun, pada masa sebelumnya di era ponsel fitur, ada beragam merek terkenal yang sempat populer di pasaran dan menjadi incaran para konsumen.
Baca juga: 5 Merek Ponsel yang Tutup Selamanya
Ada yang mencoba bangkit lagi seperti Nokia, tapi kebanyakan sudah tenggelam ditelan perkembangan zaman dan ketatnya kompetisi. Sebagian bertumbangan karena tidak mampu mengikuti laju teknologi di era smartphone yang didominasi Android dan iOS.
Siapa saja mereka? Berikut ini KompasTekno himpun beberapa di antaranya yang kini tinggal kenangan.
smartphone Ericsson
Memasuki abad ke-21, Ericsson kembali bangkit dengan meluncurkan ponsel pintar dengan sistem operasi Symbian, R380, tapi tak berhasil mendongkrak posisinya di pasar.
Ericsson kemudian membagi perusahaan menjadi dua divisi. Produksi dan desain ponsel dialihkan ke Sony Ericsson Mobile Communications, hasil kerja sama dengan Sony.
Sementara, proses pengembangkan software dan hardware yang digunakan sebagai fondasi untuk membuat telepon seluler, dipindahkan ke perusahaan baru yang disebut Ericsson Mobile Platforms (EMP).
Hasil joint venture dengan Sony yang dibentuk pada 2001 ini sempat menelurkan sejumlah ponsel populer dengan aneka fitur inovatif, misalnya seri P800 yang dibekali keypad sekaligus layar sentuh dan stylus.
Lini Xperia Sony yang masih eksis sekarang dirintis di masa Sony Ericsson. Sayang, menurut keterangan di situs Ericsson, penjualan Sony Ericsson yang identik dengan logo lingkaran berwarna hijaunya itu mulai terpuruk pada 2008.
Baca juga: Sony dan Ericsson Sepakat Berpisah
Ericsson mengakui bahwa produknya tak sanggup bersaing dengan iPhone yang merupakan pendatang baru ketika itu. Kemudian, pada 2012, Sony mengakuisisi seluruh saham Ericsson di joint venture tersebut. Riwayat Sony Ericsson pun tamat.
Perusahaan Siemens yang berasal dari Jerman sempat mencoba peruntungan di industri ponsel lewat Siemens Mobile dan berhasil eksis selama beberapa waktu, meski namanya tak sesohor Nokia atau Ericsson.
Sayangnya, kiprah Siemens tak bertahan lama. Pada tahun 2005, Siemens memutuskan untuk menjual divisi ponselnya kepada perusahaan asal Taiwan, BenQ.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.