Menurut twit yang diunggah Elon Musk di Twitter, dewan yang ia bentuk itu akan memiliki sudut pandang yang beragam. "Tidak ada putusan konten atau pemulihan akun yang terjadi sebelum dewan sidang," kata Musk melalui akun Twitter pribadi berhandle @elonmusk.
Menurut informasi sumber terdekat di Twitter, Elon Musk juga telah mendesak puluhan orang tersebut untuk mempelajari semua yang mereka bisa tentang Twitter secepat mungkin, mulai dari kode sumber hingga moderasi konten dan persyaratan privasi data. Hal itu dilakukan agar Musk dapat mendesain ulang Twitter sesegera mungkin.
Baca juga: Petinggi Apple Tutup Akun Twitter di Tengah Kegaduhan Elon Musk
Sebelumnya, Elon Musk mendeskripsikan dirinya sendiri sebagai free speech absolutist atau pemegang teguh prinsip kebebasan berbicara.
Makanya, Musk ingin membeli Twitter guna mengatur moderasi konten dan memprioritaskan kebebasan berbicara.
Meski terkesan "bebas" Musk tetap akan menyusun kebijakan baru untuk mengatur konten di Twitter.
Sebab, tak bisa dipungkiri, Twitter juga terikat dengan peraturan internasional seputar ujaran kebencian dan privasi data. Misalnya seperti Peraturan Perlindungan Data Umum (General Data Protection Regulation/GDPR), Uni Eropa.
Menurut Musk, di tangannya ini Twitter bisa menjadi digital town square atau ruang publik digital yang sehat, di mana berbagai macam kepercayaan bisa saling berdebat dengan sehat tanpa menggunakan kekerasan.
Belum lama ini, Elon Musk juga resmi memulihkan akun Twitter milik mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang diblokir sejak Januari 2021.
Tahun lalu, akun Trump diblokir setelah dua kicauannya dinilai melanggar kebijakan Twitter dan berisiko melanggengkan kekerasan dan ujaran kebencian, terkait peristiwa kerusuhan di gedung DPR/MPR Amerika Serikat (AS) yang menelan korban jiwa.
Seharusnya, akun Twitter @realdonaldtrump diblokir secara permanen. Namun, Musk membuka blokir tersebut setelah mengadakan jajak pendapat di akun Twitter pribadinya.
Musk mengatakan bahwa pemulihan akun Trump akan dilakukan secara ketat, di mana proses itu melibatkan beberapa tim terkait di Twitter yang melibatkan moderasi konten.
Baca juga: Pengguna Twitter Ramai-ramai Posting Cuplikan Film, Ada Apa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.