Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/06/2022, 09:29 WIB
Bill Clinten,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aplikasi video pendek populer TikTok kembali menjadi sorotan di Amerika Serikat (AS). TikTok dituding mengumpulkan data pengguna di negeri Paman Sam.

Atas praktik tersebut, lembaga yang mengatur komunikasi dan penyiaran internasional di AS, yaitu Federal Communications Commission (FCC) meminta Apple dan Google untuk menghapus TikTok dari toko aplikasinya masing-masing.

Hal itu disampaikan oleh seorang komisaris FCC, Brendan Carr, melalui sebuah postingan yang diunggah Carr melalui akun Twitter-nya dengan handle @BrendanCarrFCC.

Ia menyebutkan bahwa TikTok belakangan telah mengumpulkan data pengguna asal AS secara diam-diam.

"TikTok bukan hanya sekadar aplikasi, melainkan sebuah platform yang bisa dijuluki sebagai 'Serigala Berbulu Domba'," ujar Carr di Twitter.

"Bisa disebut demikian karena platform tersebut, berdasarkan laporan terkini, menerapkan praktik pengumpulan data sensitif yang dilakukan dari Beijing, China," imbuh Carr.

Baca juga: Khaby Lame Pengguna TikTok dengan Follower Terbanyak di Dunia

Mengirimkan surat ke Pichai dan Cook

Dalam unggahan Twitter tersebut, Carr turut melampirkan sejumlah gambar screenshot yang memuat surat permintaan penghapusan TikTok dari toko aplikasi Play Store dan App Store.

Surat tersebut secara pribadi dikirim oleh Carr yang mewakili FCC, ke CEO Google Sundar Pichai dan CEO Apple Tim Cook. Di dalam surat ini, Carr menjelaskan secara panjang lebar betapa besarnya ancaman TikTok bagi warga AS.

Penjelasan Carr dalam surat itu sendiri mengacu pada laporan BuzzFeed yang tersiar beberapa minggu lalu.

Laporan ini menguak bahwa sejumlah pihak ByteDance, induk perusahaan TikTok, dikabarkan "rajin" mengumpulkan data pengguna AS, terutama setelah mereka mengunduh aplikasi tersebut dari Play Store atau App Store.

Selain bukti tersebut, Carr juga memberikan bukti lainnya untuk meyakinkan Pichai dan Cook bahwa TikTok adalah aplikasi berbahaya.

Beberapa di antaranya seperti TikTok yang dilaporkan melanggar aturan privasi sistem operasi (OS) Android pada Agustus 2020 lalu, dugaan TikTok yang mencuri data pengguna yang memasang aplikasi tersebut dari App Store pada Maret 2020 lalu, dan masih banyak lagi.

"Berbagai laporan ini tidak sejalan dengan kebijakan Apple dan Google yang mengeklaim bahwa toko aplikasi mereka masing-masing menjaga data pribadi para penggunanya," jelas Carr.

Baik Apple, Google, hingga TikTok tampaknya belum memberikan respons terkait permintaan FCC ini, terutama surat yang dikirimkan oleh Carr tadi.

Baca juga: Berapa MB yang Dihabiskan untuk Buka Instagram dan TikTok Selama Satu Jam?

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com